Anak adalah buah cinta yang akan selalu dijaga oleh orang tuanya. Ya kan ? Ada ga sih diantara kita yang pengen jauh dari anaknya ? Saya yakin ga ada. Tapiiii, faktanya, sekitar 1000 anak terpisah dari orang tuanya. Sementara sebagian besar anak ditemukan.
Masih inget ga sih, sama kasus angeline ? Yang kabarnya diculik namun ternyata meninggal dirumahnya ? Atau kasus penculikan anak yang tertangkap cctv di sebuah tempat perbelanjaan ? Ternyata, di Indonesia terjadi 472 kasus anak hilang dalam kurun enam tahun saja (2010-2015), sementara di tahun 2015 sendiri terjadi 40 kasus anak hilang yang diantaranya merupakan kasus penculikan anak, penculikan bayi, dan yang terbanyak adalah kasus penelantaran anak dan bayi (data Komnas Anak 2014 2015)
Nah, berpegang dari data diatas, apa yang bisa kita simpulkan ? Jempol buat anda yang berpikir bahwa Stranger IS NOT ALWAYS Danger !!! Banyak dari kita tanpa sadar melakukan kesalahan saat mengajarkan anak tentang orang asing yang sebenarnya. Menurut Psikolog Anak dan Keluarga Anna Surti Ariani S.Psi yang didapuk sebagai pembicara di acara Is Stranger Danger di Conclave Cowork Space, kamis (3/9) bahwa tak selalu orang asing menjadi pelaku penculikan. Ada dua kategori yang berpotensi menculik anak, diantaranya keluarga dan non keluarga.
Melalui sebuah games, ibu Nina mengajak kami yang datang pada acara yang di selenggarakan tiga generasi dan bliblidotcom ini menganalisa, dan mitos yang ada disekitar kita
1.Sebagian besar penculik = orang tak dikenal
Ini MITOS, loh kok ? Ternyata, lebih banyak keluarga atau orang yang dikenal baik yang melakukan penculikan. Misalnya saja. Orang tua yang tak mendapat hak asuh.
2. Semakin Banyak saja anak yang hilang dari hari ke hari
Memang, kasus anak hilang banyak terjadi, namun dengan adanya teknologi seperti HP, kasus anak hilang berkurang dan teknologi membuat kewaspadaan orang tua bertambah sehingga kasus anak hilang dapat diminimalisir. Faktor lainnya yaitu karna hukuman menculik anak semakin berat, sehingga para penculik yang ingin menculik anak karna faktor uang berkurang.
3. Ketika menemukan anak hilang disekitar kita, tujuan kita adalah mengembalikan segera kepada keluarga
faktanya, banyak anak yang sengaja menghilang atau kabur dari keluarganya akibat KDRT, jadi saat menemukan anak yang pertama kita lakukan selalu bertanya pada si anak hal ikhwal dia bisa sampai terpisah dari keluarganya. Lalu, tindakan selanjutnya adalah memberikan konseling keluarga yang didampingi oleh pihak yang berkompeten
Lalu bagaimana cara kita sebagai orang tua untuk membentengi anak dari penculikan ?
- Ajari anak pada siapa dia boleh bicara saat tidak bersama orang tua
- Balita
Balita sudah memiliki memori untuk mengingat, tunjuk siapa yang boleh diajak bicara saat tidak bersama orang tua. Saya menekankan kata tunjuk yang artinya anda tidaj hanya memberi tahu si a si b, tapi harus menuju pada seseorang. Misalnya, "nanti kalo ga ada bunda, abhi tanyanya sama pak satpam ya, itu tuh yang berdiri disitu. Atau sama ibu guru ya, yang duduknya disitu *deskripsikan fisiknya* " hal ini dilakukan agar balita lebih mudah mengenali orang yang boleh dan tidak ia ajak bicara
- anak >4 tahun
Anak diatas 4 tahun lebih mudah mengingat dan mencerta perkataan kita, jadi kita boleh katakan siapa yang boleh berbicara pada mereka, misalnya orang berseragam (staff, satpam, dll) , life guard, kakek/nenek
2. Ajari anak menolak
- Barang (coklat, permen, boneka dll)
Penting bagi para orang tua untuk memberi mereka petunjuk untuk tidak menerima sesuatu dari orang lain. Misalnya "kalo ada yang ngasi sesuatu, adik/kakak bilang ya, gausah tante, terimakasih. Atau makasih om, tapi sama mama ga boleh". Beberapa orang tua berkata pada ibu Nina, tapi gimana kalo anak kecil kan kadang suka kepengen banget? Menurut Ibu Nina, yang harus dilakukan orang tua adalah berkata bahwa jika anak ingin sesuatu yang disodorkan orang tersebut, baiknya minta pada mama/papa. Sambil kita bertanya "yang mana sih yang nawarin kue ke dede?" jawaban dari anak kita bisa jadi menyimpulkan siapa yang berpotensi menjadi penculik.
- Ajakan
Ketika ada yang mengajak pergi, kenal atau tidak, selalu ajarkan anak untuk meminta izin. "Bilang dulu ya sama mama/papa". Tekankan bahwa anak tidak boleh pergi tanpa izin langsung(tidak melalui telpon, atau sms) dari orang tua.
- dipegang/dipeluk
Ajari anak menangkal dengan kaki/tangan dan berteriak minta tolong.
DON'T !!!
- Hindari berkata bahwa anak harus menghindari orang compang camping/ jelek. Pertama, penculik jaman sekarang kebanyakan berpenampilan necis, kedua, mengatakan demikian dapat mematikan empati anak terhadap orang lain
- Hindari sibuk dengan gadget saat berjalan bersama anak, hal ini membuat anda tak fokus sementara anak bergerak kesana kemari
- Hindari memakaikan kaos bertuliskan nama anak secara mentereng, hal ini memudahkan penjahat melakukan aksinya
Tengkyuu materinya...
BalasHapusMakanya dijaga anaknya xD *jgn ditinggal2 *kaburrrrrrrr
Pfffff, tuntutan karir mba :pp
Hapussetuju...harus dijaga
BalasHapusbermanfaat banget.. Kunjungi Juga :
BalasHapushttp://berbagi-pengalaman14.blogspot.co.id/2015/09/bukti-ilmiah-keberadaan-tuhan.html