Kemarin
saya sudah sempat cerita soal obat antibiotik beserta pengalaman saya di sini,
nah sekarang saya mau kembali sharing nih soal bahayanya anti biotik. Lagi lagi
kemarin saya dan teman teman blogger diundang
oleh Kemenkes untuk menghadiri acara yang diadakan di gedung Prof dr Sujudi, Jakarta.
![]() |
ibu Menkes memakaikan rompi pada kader (doc. Tanti Amelia) |
Cara Belajar Insan Aktif ini adalah sebuah metode dimana
kader terpilih akan melewati 3 proses atau tahapan pembelajaran yaitu memilih
dan mengelompokkan obat, mengetahui kandungan dari obat, menarik kesimpulan. Nah
kebetulan saya jadi salah satu kader yang belajar melalui metode ini. Selain
dapat ilmu saya juga dapet kesempatan langsung untuk berdiskusi dengan bu
menkes *sayangnya ga bisa selfie*. Nah ilmunya saya tuangkan melalui video
amatir yang saya buat di bawah ini.
Selain itu, kami juga di beri kesempatan membuka wawasan
tentang antibiotik melalui talkshow dengan Dr. Hari Paraton, SpOG yang juga
selaku Ketua Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba (KPRA). Saya tergilitik
untuk meneruskan informasi penting yang di kemukakan oleh Dr. Hari
Tahukah kamu ? bahwa sejak tahun 1940 bakteri sudah di
produksi dan selama 75 tahun berlalu yang namanya bakteri telah mengalami
mutasi genetik menjadi semakin kebal dan jahat terhadap tubuh manusia.
Saya pernah
jelaskan soal bakteri di sini, apa itu bakteri dan fungsinya untuk tubuh kita. Dan
selalu diungkit lagi bahwa bakteri jahat tidak selalu harus dibasmi dengan
antibiotik. Tubuh kita di desain untuk melakukan perlawanan sebelum akhirnya
menyerah dan betul betul butuh anti biotik. Misalnya saja flu, tubuh butuh
waktu lima hari untuk memusnahkan bakteri jahatnya, di hari ketiga adalah masa
dimana pertarungan antara bakteri baik dan jahat terjadi, setelah itu tubuh
akan mulai membaik. Jadi kapan perlu anti biotik ? saat kamu sudah melakukan
uji laboratorium dan betul betul dinyatakan butuh antibiotik.
Apa yang terjadi saat tubuh terbiasa menerima antibiotik ?
dr. Hari menceritakan tentang salah satu pasiennya, yang sudah 100 hari lebih
terbaring dirumah sakit setelah melewati meja operasi. Operasinya sukses, namun
masalahnya luka bekas operasinya tidak dapat tertutup rapat dan mulai bernanah,
kenapa ini terjadi ?? ini akibat si anak tersebut resisten terhadap obat
antibiotik, sehingga sebanyak apapun antibiotik yang diberikan tubuhnya tetap
digerogoti bakteri jahat sementara bakteri baiknya sudah tidak ada lagi. NGERI
!!!
Saya cukup meringis ketika melihat layar sedang menampilkan
gambar gambar seram bagaimana dampak tubuh yang resistan terhadap antibiotik. Oh
iya, pesan Dr. Hari ubtuk ibu ibu yang melahirkan melalui sectio atau sesar
adalah cukup diberi antibiotik sekali sebelum operasi, sesudahnya tidak perlu
lagi minum antibiotik. Tapi sakit dok ? ga ada yang bilang melahirkan itu enak,
kalo mau cepet sembuh ya perkaya asupan nutrisinya, bukan dengan minum anti
biotik yang dampaknya juga akan menurun pada bayi yang dilahirkan kelak.
Nah, apa postingan saya sudah cukup membantu ? kalo belum
silahkan merapat ke fanpagenya Cerdas Gunakan Obat yaa, disana kamu bisa
temukan lebih banyak lagi ilmu lainnya.
intinya mungkin kalau sakit sedikit jangan sering minum antibiotik, minum antibiotik memang menyembuhkan tapi kalau keseringan bisa resistan dan justru membahayakan ya mbak... :)
BalasHapuskelihatannya sepele ya win, tapi bahaya yang ditimbulkan kelak itu yang bikin bergidik, serem aja liat luka nganga bekas operasi ga bisa nutup ya karena kebanyakan antibiotik dulu-dulunya :(
BalasHapuskasihan ya kalau sudah tidak ada lagi antibiotik yang dapat membantu menyembuhkan penyakit. Semoga kuman kuman yang ada sekarang menurun ya tingkat resistensinya.
BalasHapusSmoga kita makin pintar dan bs memilah.... Kuman jd kesenengan klo kita makan obat
BalasHapusSeremnya, masih banyak dokter yang suka ngasih antibiotik. Asal anaknya panas saja, langsung deh dikasih antibiotik tanpa pusing ini penyebabnya apa :(
BalasHapusBerarti ngak boleh sembarangan minum antibiotik yaaaa
BalasHapuskebanyakan obat kadang malah tambah sakit yang lain lagi..huhu
BalasHapusaku sih lebih suka pake madu dan obat herbal, mak :)
BalasHapusbukanbocahbiasa(dot)com