"Jumlah Inveksi HIV tertinggi berada di DKI Jakarta (38,464), Jawa Timur(24,104), Papua (20.147), Jawa Barat (17.075), Bali (11.824) - Berdasarkan Laporan Kementrian Kesehatan tahun 2015"
Belakangan ini sedang marak pembahasan soal LGBT
(Lesbi, Gay, Biseksual dan Transgender) membuat saya prihatin sekaligus
berpikir lebih jauh atas dampaknya terhadap lingkungan. Saya buka yang ahli
soal ini jadi saya gak mau bahas LGBT lebih lanjut, tapi faktanya ternyata faktor resiko penularan HIV AIDS terbanyak adalah kaum Heteroseksual (64,5%) sementara homoseksual (2,7%). Dari data ini bukan berarti saya Pro LGBT, tapi ternyata ada yang lebih harus diwaspadai dari itu yakni pasangan normal memiliki resiko tertinggi tertular penyakit ini. Saat ini
temuan kasus HIV yang semula tinggi di kalangan laki laki usia produktif
berkembang lebih lanjut menyebabkan peningkatan penularan HIV di kalangan
perempuan yang kebanyakan adalah IBU RUMAH TANGGA yang tertular dari suaminya.
Di Indonesia, terdata sebanyak 6,7 juta laki laki
membeli seks, sementara 4,9 juta perempuan menikah dengan lelaki pembeli seks. Dan
yang lebih menyedihkan ada 3.894 anak berusia dibawah 4 tahun yang juga
menderita HIV menunjukkan bahwa penularan HIV dari ibu ke anak cukup besar. Lalu
yang jadi pertanyaan apakah penderita HIV ini tahu bahwa mereka saling
menularkan penyakit ini ? atau mereka sengaja diam karena takut dan malu ?
Stigma masyarakat
bahwa HIV dan AIDS adalah salah satu penyakit kotor membuat banyak para ODHA(
Orang Dengan HIV AIDS) malu dan takut untuk membeberkan penyakit mereka ini
pada orang lain karna mereka sadar akan sanksi sosial yang akan diterima. Padahal dengan stigma yang ada ini dapat memperburuk situasi sehingga membuat kasus ini
tak dapat terkendali dan tertangani dengan baik.
Ayu, salah satu
aktivis dan juga blogger yang blak blakan tentang penyakit HIV yang
dideritanya selama 7 tahun, dirinya juga sempat merasa takut untuk bercerita tentang penyakitnya pada sekitar karna stigma yang dicapkan pada penderita HIV AIDS, maka dari itu kemudian ia meluruskan beberapa perkara tentang HIV AIDS yang selama ini salah di masyarakat dintaranya,
- 1. HIV dan AIDS bukan penyakit yang menular melalui interaksi sosial, jadi stop menjauhi para ODHA agar hidup mereka bisa lebih baik. sedih gak sih kalo kita tiba tiba didiagnosis mengidap penyakit kronis dan bukannya mendapat dukungan malah dijauhi ? Sudah jatuh tertimpa tangga pula, hpppfff!
- 2. HIV dan AIDS berbeda, yaps, saya juga baru tahu kalau ternyata HIV dan AIDS memiliki pengertian yang berbeda. HIV adalah Penyakit yang disebabkan oleh virus tanpa disertai dengan penyakit lainnya, sementara AIDS adalah penyakit yang disebabkan virus yang disertai dengan penyakit kronis lainnya seperti diare akut, batuk yang tak kunjung sembuh, dan penyakit lain yang menyerang sistem imun tubuh
- 3. Penyakit HIV dan AIDS masih memiliki harapan hidup. banyak para odha yang berfikir bahwa dengan mengidap penyakit ini mereka akan segera mati dan pasrah pada keadaan, kenyataannya, sudah ditemukan obat yang bisa kamu minum seumur hidup agar kamu tetap sehat. jadi buang pikiran itu ya, segera periksakan diri ketika merasa menemukan gejala HIV AIDS pada tubuh kita. jangan malu apalagi pasrah karna hidupmu bergantung pada tindakan yang kamu ambil.
![]() |
Dr. Maya |
Menurut Dr. Maya Trisiswati, MKM dalam kesempatan Blogger
Gatering ‘Blogger Perempuan Bicara HIV’ bahwa ada peran penting orang tua dalam
penekanan angka penyebaran HIV AIDS salah satunya dengan memberikan edukasi
mengenai SEKS. Masyarakat kita dianggap masih belum sukses menerapkan hal ini
sehingga anak anak yang harusnya bisa terhindar dari hal negatif malah justru
terjerumus didalamnya akibat keingintahuan akan informasi yang tidak di dapatnya
dirumah.
Keaktifan orang tua dalam berinteraksi dengan anak
membantu mencegah hal hal berbahaya salah satunya LGBT dan Seks Bebas.
![]() |
Suasana Gatering |
Maaksih Mbak Windah sudah ngingetin dan menyebarkan informasi tentang ini. Stigma sosial memang masih kuat banget di negara kita ini.
BalasHapusiya betul, sulit sekali mengubah stigma ini
Hapusgak usah masyarakat awam mom,,aku aja yang notabenenya udah tau bener apa itu HIV dan ODHA masih agak jaga jarak,,susah menghilangkan stigma yang udah kebentuk dari awal,,cuma ya harus dirubah,,karna sebenernya yang mereka butuhkan ya dukungan sosial,,sudah badan digerogoti virus,,masak psikologi mereka harus rusak gara-gara orang sekitar yang "sok" tau padahal gak tau kan :)
BalasHapusnah, ayo mulai dari kamu chi. rubah stigmamu juga
HapusHal yang seperti ini harus lebih sering diinformasikan ke tengah masyarakat ya... biar stigma sosial yang ada bisa berubah.
BalasHapusayo bantu sebarkan mba sally
HapusYang nomor 2 baru tau aku inponyaaa...
BalasHapusEmang betul kurang sosialisasi yah hal iniii
aku juga baru tahu mba, masih banyak yg belum tahu
HapusMasyarakat taunya HIV dan Aids itu sama. Informatif sekali Mbak postinganya, bisa bedain antara keduanya
BalasHapusIya.. terinveksi hiv masih bisa tetep bertahan hidup selama terus mengkonsumsi obat
BalasHapusterimakasih infonya Mbak Windah,membaca tulisan ini saya akhirnya tahu perbedaan hiv dan aids..
BalasHapus2 minggu lalu di kampung saya ada yang meninggal karena penyakit ini Mbak. Tidak ada yang berani mendekat dan hanya orang tuanya yang mengurus jenazahnya. Saya udah tulis di blog :)
BalasHapusSebelumnya saya tahu kalau HIV dan AIDS beda, tapi baru tahu apa saja perbedaannya. Terima kasih infonya mbak Windah. Salam kenal yah.
BalasHapusKebiasaan orang Indonesia memandang sebelah mata para ODHA memang harus diubah. Semoga dgn adanya informasi ini kita semakin paham.
BalasHapusSemgoga HIV dan Aids di Indonesia dapat dikenal oleh masyarakat luas an menyeluruh ya mba. bermanfaat artikelnya mba thanks.
BalasHapusODHA itu jangan di diskriminasikan, karena mereka tidak sepenuhnya berbahaya bagi kita..
BalasHapus