Senin, 29 Februari 2016

Tentang HIV AIDS dan ODHA

Hiv aids

"Jumlah Inveksi HIV tertinggi berada di DKI Jakarta (38,464), Jawa Timur(24,104), Papua (20.147), Jawa Barat (17.075), Bali (11.824) - Berdasarkan Laporan Kementrian Kesehatan tahun 2015"
Belakangan ini sedang marak pembahasan soal LGBT (Lesbi, Gay, Biseksual dan Transgender) membuat saya prihatin sekaligus berpikir lebih jauh atas dampaknya terhadap lingkungan. Saya buka yang ahli soal ini jadi saya gak mau bahas LGBT lebih lanjut, tapi faktanya ternyata faktor resiko penularan HIV AIDS terbanyak adalah kaum Heteroseksual (64,5%) sementara homoseksual (2,7%). Dari data ini bukan berarti saya Pro LGBT, tapi ternyata ada yang lebih harus diwaspadai dari itu yakni pasangan normal memiliki resiko tertinggi tertular penyakit ini. Saat ini temuan kasus HIV yang semula tinggi di kalangan laki laki usia produktif berkembang lebih lanjut menyebabkan peningkatan penularan HIV di kalangan perempuan yang kebanyakan adalah IBU RUMAH TANGGA yang tertular dari suaminya.

Di Indonesia, terdata sebanyak 6,7 juta laki laki membeli seks, sementara 4,9 juta perempuan menikah dengan lelaki pembeli seks. Dan yang lebih menyedihkan ada 3.894 anak berusia dibawah 4 tahun yang juga menderita HIV menunjukkan bahwa penularan HIV dari ibu ke anak cukup besar. Lalu yang jadi pertanyaan apakah penderita HIV ini tahu bahwa mereka saling menularkan penyakit ini ? atau mereka sengaja diam karena takut dan malu ?

 Stigma masyarakat bahwa HIV dan AIDS adalah salah satu penyakit kotor membuat banyak para ODHA( Orang Dengan HIV AIDS) malu dan takut untuk membeberkan penyakit mereka ini pada orang lain karna mereka sadar akan sanksi sosial yang akan diterima. Padahal dengan stigma yang ada ini dapat memperburuk situasi sehingga membuat kasus ini tak dapat terkendali dan tertangani dengan baik.

HIV AIDS
Ayu

 Ayu, salah satu aktivis dan juga blogger yang blak blakan tentang penyakit HIV yang dideritanya selama 7 tahun, dirinya juga sempat merasa takut untuk bercerita tentang penyakitnya pada sekitar karna stigma yang dicapkan pada penderita HIV AIDS, maka dari itu kemudian ia meluruskan beberapa perkara tentang HIV AIDS yang selama ini salah di masyarakat dintaranya,


  • 1. HIV dan AIDS bukan penyakit yang menular melalui interaksi sosial, jadi stop menjauhi para ODHA agar hidup mereka bisa lebih baik. sedih gak sih kalo kita tiba tiba didiagnosis mengidap penyakit kronis dan bukannya mendapat dukungan malah dijauhi ? Sudah jatuh tertimpa tangga pula, hpppfff!


  • 2. HIV dan AIDS berbeda, yaps, saya juga baru tahu kalau ternyata HIV dan AIDS memiliki pengertian yang berbeda. HIV adalah Penyakit yang disebabkan oleh virus tanpa disertai dengan penyakit lainnya, sementara AIDS adalah penyakit yang disebabkan virus yang disertai dengan penyakit kronis lainnya seperti diare akut, batuk yang tak kunjung sembuh, dan penyakit lain yang menyerang sistem imun tubuh


  • 3. Penyakit HIV dan AIDS masih memiliki harapan hidup. banyak para odha yang berfikir bahwa dengan mengidap penyakit ini mereka akan segera mati dan pasrah pada keadaan, kenyataannya, sudah ditemukan obat yang bisa kamu minum seumur hidup agar kamu tetap sehat. jadi buang pikiran itu ya, segera periksakan diri ketika merasa menemukan gejala HIV AIDS pada tubuh kita. jangan malu apalagi pasrah karna hidupmu bergantung pada tindakan yang kamu ambil.

HIV AIDS
Dr. Maya

Menurut Dr. Maya Trisiswati, MKM dalam kesempatan Blogger Gatering ‘Blogger Perempuan Bicara HIV’ bahwa ada peran penting orang tua dalam penekanan angka penyebaran HIV AIDS salah satunya dengan memberikan edukasi mengenai SEKS. Masyarakat kita dianggap masih belum sukses menerapkan hal ini sehingga anak anak yang harusnya bisa terhindar dari hal negatif malah justru terjerumus didalamnya akibat keingintahuan akan informasi yang tidak di dapatnya dirumah.

Keaktifan orang tua dalam berinteraksi dengan anak membantu mencegah hal hal berbahaya salah satunya LGBT dan Seks Bebas. 



hiv aids
Suasana Gatering





16 komentar:

  1. Maaksih Mbak Windah sudah ngingetin dan menyebarkan informasi tentang ini. Stigma sosial memang masih kuat banget di negara kita ini.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya betul, sulit sekali mengubah stigma ini

      Hapus
  2. gak usah masyarakat awam mom,,aku aja yang notabenenya udah tau bener apa itu HIV dan ODHA masih agak jaga jarak,,susah menghilangkan stigma yang udah kebentuk dari awal,,cuma ya harus dirubah,,karna sebenernya yang mereka butuhkan ya dukungan sosial,,sudah badan digerogoti virus,,masak psikologi mereka harus rusak gara-gara orang sekitar yang "sok" tau padahal gak tau kan :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. nah, ayo mulai dari kamu chi. rubah stigmamu juga

      Hapus
  3. Hal yang seperti ini harus lebih sering diinformasikan ke tengah masyarakat ya... biar stigma sosial yang ada bisa berubah.

    BalasHapus
  4. Yang nomor 2 baru tau aku inponyaaa...
    Emang betul kurang sosialisasi yah hal iniii

    BalasHapus
    Balasan
    1. aku juga baru tahu mba, masih banyak yg belum tahu

      Hapus
  5. Masyarakat taunya HIV dan Aids itu sama. Informatif sekali Mbak postinganya, bisa bedain antara keduanya

    BalasHapus
  6. Iya.. terinveksi hiv masih bisa tetep bertahan hidup selama terus mengkonsumsi obat

    BalasHapus
  7. terimakasih infonya Mbak Windah,membaca tulisan ini saya akhirnya tahu perbedaan hiv dan aids..

    BalasHapus
  8. 2 minggu lalu di kampung saya ada yang meninggal karena penyakit ini Mbak. Tidak ada yang berani mendekat dan hanya orang tuanya yang mengurus jenazahnya. Saya udah tulis di blog :)

    BalasHapus
  9. Sebelumnya saya tahu kalau HIV dan AIDS beda, tapi baru tahu apa saja perbedaannya. Terima kasih infonya mbak Windah. Salam kenal yah.

    BalasHapus
  10. Kebiasaan orang Indonesia memandang sebelah mata para ODHA memang harus diubah. Semoga dgn adanya informasi ini kita semakin paham.

    BalasHapus
  11. Semgoga HIV dan Aids di Indonesia dapat dikenal oleh masyarakat luas an menyeluruh ya mba. bermanfaat artikelnya mba thanks.

    BalasHapus
  12. ODHA itu jangan di diskriminasikan, karena mereka tidak sepenuhnya berbahaya bagi kita..

    BalasHapus

Windah Saputro. Diberdayakan oleh Blogger.