“Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan batas kemampuannya. Baginya ganjaran untuk apa yang diusahakannya, dan ia akan mendapat siksaan untuk apa yang diusahakannya.” (Al Baqarah : 287)
Hujan malam ini meniupkan angin yang
meresap ketulang belikat saya, makin menambah kepiluan hati ini begitu
mengingat akan Mami Ros, Tante saya yang berada di kota seberang sana. Saya
ingin sekali menjenguknya, tapi apa daya jarak diantara kami serta keluarga
yang tak mengijinkan menjadi kendala.
Alih alih
menyalurkan rasa rindu, saya malah membuat tulisan ini dan menambah
kerinduan saya pada beliau. Tak apalah, dia juga pasti bangga mengetahui
ponakannya membuat tulisan ini dengan niatan agar orang lain terhindar
kemalangan seperti dirinya. Ya, mami Ros begitu malang karna beliau harus
kehilangan fungsi kakinya diusia yang sangat muda akibat penyakit yang belum
ada obatnya yakni polio.
Polio menghancurkannya
Mami Ros
masih berusia 20 tahunan saat ia tiba tiba demam dan tubuhnya terasa sakit. Awalnya
dia berpikir ini karna kelelahan berkejar kejaran dengan anak satu satunya yang sangat aktif,
nyatanya setelah tiga hari berselang kedua kakinya tidak dapat digerakkan. Setelah
dibawa ke dokter baru diketahui bahwa mami Rose mengidap Pasca-Polio Syndrom dan kedua kakinya dinyatakan mengalami lumpuh
layu dan sedihnya mami tak dapat melakukan pengobatan apapun karna keterbatasan
biaya kala itu.
![]() |
Mami Ros (foto sengaja dipudarkan atas permintaan anaknya) |
Nasib
malangnya tak berhenti disitu, akibat kelumpuhan yang dideritanya sang suami
pun menggugat cerai dan meninggalkannya bersama sang anak. Ah, saya benar benar
tak sanggup membayangkannya. Padahal mami bercerita tanpa meneteskan air mata,
tapi saya malah merasa hatinya menangis karna wajahnya begitu sendu dengan tatapan yang getir. Maafkan aku mi, mengorek luka
hatimu.
Oh ya,
Pasca-Polio Syndrom adalah kondisi dimana seseorang yang pernah terkena virus
polio di masa lampau kemudian menderita gejala lanjutan seperti melemahnya
kekuatan otot, depresi, menurunnya massa otot dan mudah lelah. Biasanya sindrom
ini menimpa orang orang pada usia 30 – 40 tahun, tapi mami Ros menjadi orang
spesial yang harus menderita penyakit ini sebelum usia kebanyakan penderita. Mami bercerita dulu dia pernah sekali terkena radang tenggorokan yang teramat parah, tapi lagi lagi karna keterbatasan biaya beliau hanya pergi ke tabib dan di beri ramuan obat. Setelah kejadian ini beliau tersadar bahwa bisa jadi sakitnya saat itu adalah gejala polio yang tak terdeteksi oleh tabib.
Pentingnya Pencegahan
Sebenarnya polio
bisa dicegah dengan melakukan vaksin, serta rutin menjaga kebersihan diri dan
lingkungan, karena kenyataanya polio merupakan penyakit yang berasal dari virus
yang menular melalui kotoran tinja dan cairan yang keluar ketika penderita bersin.
Sayangnya di
Indonesia sendiri banyak yang belum memiliki kesadaran akan pentingnya vaksin
atau imunisasi polio, padahal dampak polio tidak hanya menimbulkan kelumpuhan
seperti tante saya, tetapi juga kematian. Pemerintah sudah menggalakkan Pekan
Imunisasi Nasional di seluruh pelosok negri dengan harapan dapat memusnahkan
virus polio ini, sayang sungguh sayang masih banyak juga perdebatan yang
terjadi, ah seandainya mereka tahu bahwa terkena polio itu merenggut segalanya,
apa masih mau mereka menolak vaksin ? Haruskah kita terkena dulu baru belajar sesuatu? Semoga saja tidak yaa.
Dari pengalaman
ini saya belajar untuk selalu menjaga kebersihan terutama apabila kami sedang
di tempat umum karna kita gak bisa mendeteksi datangnya penyakit. Dan yang
terpenting saya kembali mengedukasi pada semua teman, tetangga dan saudara akan
pentingnya imunisasi terlebih sekarang banyak ponakan ponakan saya yang baru
lahir dimana mereka harus di imunisasi dasar lengkap supaya terhindar dari
berbagai penyakit. Saya pun rela menyisihkan uang belanja untuk kebutuhan
mendadak kalau tiba tiba abhi, ayah atau saya tiba tiba menampakkan gejala
penyakit serius terlebih terhadap penyakit polio ini sehingga bisa langsung
cuss ditangani oleh orang yang ahli dan kompeten di bidangnya
Saya pun berharap
kita semua bisa mengambil hikmahnya sekaligus berdoa semoga pengalaman mami ros
dan tante tante lainnya di luar sana tidak terulang pada kita dan keluarga. Aamiin
aamiin Allahummaaamiin.
Sumber Informasi
1. Dokter, Alo.2015.Polio. Diakses 15 Maret 2016.http://www.alodokter.com/polio
Terimakasih sudah berbagi cerita ini Mbak Windah. Sayang banget memang masih ada orang yang mengatakan anti dan tidak mau memberikan vaksin. Semoga gak ada yang sampai harus mengalami penderitaan yang tantenya Mbak Windah alami ya. Salam buat beliau Mbak...
BalasHapusiya mas, perlu edukasi tentang ini, terimakasih ya
HapusLebih baik mencegah daripada mengobati ya mba..
BalasHapusSeminggu yang lalu anak saya diimunisasi polio, dan dianya suka, rasanya manis katanya :)
iya betul mba, rasanya memang manis, kemarin juga ankku nyobain dan suka. hehe
Hapusdooh miris banget yaa..
BalasHapussmoga dengan adanya PIN yang marak sekarang ini makin membukakan mata para orang tua yaa
aamiin aamiin
HapusYa Allah, sedih. Suaminya minta cerai :'(
BalasHapusMoga ngga ada lg mami Ros yg lain yah,amin.
aamiin
HapusSedih bacanya, dan jadi mulai berpikir...kemarin vaksin Naeema sudah lengkap belum ya??
BalasHapusdi cek lagi mba bukunya, semoga tidak ada yang tertinggal
HapusKisah yang menggugah. Semoga semakin banyak yang ikut Pekan imunisasi polio 2016 kemarin.
BalasHapusaamiin, semoga saja ya mba windu
HapusPelajaran berharga buat kita semua...
BalasHapusiya betul
HapusVaksin sangat penting, tetapi masih banyak yg mengabaikannya. Makanya memberikan sosialisasi ttg vaksin juga gak kalah penting. Inspiring story Mbaa
BalasHapusiya mba, sayang banyak yg belum teredukasi
HapusWindah, postingannya membuat bunda tercekik leher karena menahan tangis. Sudah jatuh ditimpa tangga pula. Laki-laki macam apa tuh suaminya. Jadi ikut sewot/jengkel. Semoga Mami Ros sekarang usianya berapa?
BalasHapusiya bun, saya pun seperti disayat rasanya, beliau kini berusia 56 tahun
HapusSemoga cepat sembuh orang2 yang terkena polio
BalasHapus