Selasa, 12 April 2016

Ketika Pariwisata dan Koperasi Bersinergi Bersama


            Siang panas dan pusing berhadapan dengan setumpuk tugas membuat saya menghela nafas sambil menghayal. Enak kali ya kalo akhir bulan nanti jalan jalan ke pantai, menikmati deburan ombak sambil minum kelapa muda. Hmmm, Ngimpi ah *intip dompet*


            Kalau dipikir pikir Indonesia itu surga wisata loh ya, pantai ada, gunung banyak, air terjun dan pemandangan lainnya juga berlimpah, itu baru yang alami, yang buatan apalagi gak kalah mahsyurnya. Tapi kadang suka heran, kok kita gak kaya kaya yah ?? kamu kepikiran gitu juga gak sih ?

            Ya ya ya, bisa jadi itu cuma pikiran saya doang ya, sambil berharap jumlah wisatawan yang terus meningkat dari tahun 2015 itu bisa banyak memberikan dampak bagi masyarakat sekitar lokasi pariwisata. Meski kenyataannya kini pengelolaan bisnis wisata didominasi oleh swasta baik oleh modal asing maupun investor lokal. Sementara masyarakat yang bergabung dalam koperasi masih menjadi pemain minoritas.

Bapak Wayan

            Tentunya hal ini menjadi sorotan bagi pemerintah terutamanya Kementrian Koperasi dan UKM yang kemudian berupayamendorong keterlibatan koperasi masuk, mengelola dan mengembangkan destinasi pariwisata. Bapak Wayan Dipta, selaku deputi Kementrian Koperasi dan UKM menuturkan bahwa koperasi memiliki peluang besar untuk memberdayakan masyarakat berbasis pariwisata. Apalagi saat ini Kemenkop UKM sedang serius mengembangkan model desa Wisata yang dibina Koperasi dantaranya Kabupaten Samosir, Desa Sesaot dan Desa Banyumalek di NTB, Taman laut 17 Pulau, Kabupaten Ngada dan Pulau komodo, serta masih ada beberapa wilayah lainnya yang sudah berhasil mengelola pariwisata.


            Banyak sekali manfaat yang akan dirasakan terutama oleh masyarakat lokal apabila kita mendukung rencana yang diambil oleh Kemenkop UKM ini terutamanya dalam pengelolaan Tempat Pariwisata. Apalagi kalau saya harus merujuk tempat wisata seperti Bali dan beberapa tempat lain yang pariwisatanya sudah jauh dari tangan masyarakat lokal. Hampir sebua dikelola dan dinikmati oleh pemegang modal terbesar dari perusahaan besar. Hiks.



            Kemenkop UKM akan memberikan dana serta pelatihan bagi para anggota koperasi d tempat wisata dengan harapan anak pribumilah yang nantinya mengelola kekayaan mereka sendiri. Seperti membuat berbagai bisang usaha contohnya pennginapan, laundry, restaurant, dan jasa pariwisata lainnya.

6 komentar:

  1. kak ada yg typo kayaknya "sebua" maaf ya dateng dateng mengkoreksi.
    Tapi btw alhamdulillah kalau koperasi mau turun tangan untuk memajukan pariwisata semacam ini, di daerah gunung kidul jogja misalnya banyak kok pariwisata yang di kelola sendiri oleh warganya. Belum di kelola pemerintah

    Sedih memang, kalau yang invest orang orang kaya alias perusahaan besar doang. Kesenjangan sosial semakin menjadi.

    BalasHapus
  2. saya sepakat dg program ini, jangan anak pribumi cuma jadi penonton saja, apalgi menjadi miskin di tanah sendiri

    BalasHapus
  3. Bagus itu pelatihan dan dana dari Kemenkop semoga bisa bermanfaat untuk masyarakat banyak.

    BalasHapus
  4. programnya bagus tuh... biar masyarakat pribumi yang mengelola bukan malah jadi penonton... nice

    BalasHapus
  5. Nagus ya kalau pemerintah mau tueun tangan memberdayakan masyarakat dalam mengelola sektor pariwisata mereka. Sedih aja melihat pojok canti Indonesia yg masih kurang yerjangkau oleh wisatawan umum sprt Labuan Bajo, banyak dikelola orang asinh

    BalasHapus
  6. sekilas konsepnya bagus, namun mesti juga ada pengawas agar dapat berjalan optimal,

    salam kenal mbak Windah :)

    BalasHapus

Windah Saputro. Diberdayakan oleh Blogger.