Siang panas dan pusing berhadapan
dengan setumpuk tugas membuat saya menghela nafas sambil menghayal. Enak kali
ya kalo akhir bulan nanti jalan jalan ke pantai, menikmati deburan ombak sambil
minum kelapa muda. Hmmm, Ngimpi ah *intip dompet*
Kalau dipikir pikir Indonesia itu
surga wisata loh ya, pantai ada, gunung banyak, air terjun dan pemandangan
lainnya juga berlimpah, itu baru yang alami, yang buatan apalagi gak kalah
mahsyurnya. Tapi kadang suka heran, kok kita gak kaya kaya yah ?? kamu
kepikiran gitu juga gak sih ?
Ya ya ya, bisa jadi itu cuma pikiran
saya doang ya, sambil berharap jumlah wisatawan yang terus meningkat dari tahun
2015 itu bisa banyak memberikan dampak bagi masyarakat sekitar lokasi
pariwisata. Meski kenyataannya kini pengelolaan bisnis wisata didominasi oleh
swasta baik oleh modal asing maupun investor lokal. Sementara masyarakat yang
bergabung dalam koperasi masih menjadi pemain minoritas.
Bapak Wayan |
Tentunya hal ini menjadi sorotan
bagi pemerintah terutamanya Kementrian Koperasi dan UKM yang kemudian
berupayamendorong keterlibatan koperasi masuk, mengelola dan mengembangkan
destinasi pariwisata. Bapak Wayan Dipta, selaku deputi Kementrian Koperasi dan
UKM menuturkan bahwa koperasi memiliki peluang besar untuk memberdayakan
masyarakat berbasis pariwisata. Apalagi saat ini Kemenkop UKM sedang serius
mengembangkan model desa Wisata yang dibina Koperasi dantaranya Kabupaten
Samosir, Desa Sesaot dan Desa Banyumalek di NTB, Taman laut 17 Pulau, Kabupaten
Ngada dan Pulau komodo, serta masih ada beberapa wilayah lainnya yang sudah
berhasil mengelola pariwisata.
Banyak sekali manfaat yang akan
dirasakan terutama oleh masyarakat lokal apabila kita mendukung rencana yang
diambil oleh Kemenkop UKM ini terutamanya dalam pengelolaan Tempat Pariwisata. Apalagi
kalau saya harus merujuk tempat wisata seperti Bali dan beberapa tempat lain
yang pariwisatanya sudah jauh dari tangan masyarakat lokal. Hampir sebua
dikelola dan dinikmati oleh pemegang modal terbesar dari perusahaan besar. Hiks.
Kemenkop UKM akan memberikan dana
serta pelatihan bagi para anggota koperasi d tempat wisata dengan harapan anak
pribumilah yang nantinya mengelola kekayaan mereka sendiri. Seperti membuat
berbagai bisang usaha contohnya pennginapan, laundry, restaurant, dan jasa
pariwisata lainnya.
kak ada yg typo kayaknya "sebua" maaf ya dateng dateng mengkoreksi.
BalasHapusTapi btw alhamdulillah kalau koperasi mau turun tangan untuk memajukan pariwisata semacam ini, di daerah gunung kidul jogja misalnya banyak kok pariwisata yang di kelola sendiri oleh warganya. Belum di kelola pemerintah
Sedih memang, kalau yang invest orang orang kaya alias perusahaan besar doang. Kesenjangan sosial semakin menjadi.
saya sepakat dg program ini, jangan anak pribumi cuma jadi penonton saja, apalgi menjadi miskin di tanah sendiri
BalasHapusBagus itu pelatihan dan dana dari Kemenkop semoga bisa bermanfaat untuk masyarakat banyak.
BalasHapusprogramnya bagus tuh... biar masyarakat pribumi yang mengelola bukan malah jadi penonton... nice
BalasHapusNagus ya kalau pemerintah mau tueun tangan memberdayakan masyarakat dalam mengelola sektor pariwisata mereka. Sedih aja melihat pojok canti Indonesia yg masih kurang yerjangkau oleh wisatawan umum sprt Labuan Bajo, banyak dikelola orang asinh
BalasHapussekilas konsepnya bagus, namun mesti juga ada pengawas agar dapat berjalan optimal,
BalasHapussalam kenal mbak Windah :)