Selasa, 21 Juni 2016

Cegah DBD bersama gerakan 1 Rumah 1 Jumantik


Cuaca akhir akhir ini sering tak menentu, sebentar hujan lalu besok panas menyengat, hal ini tentunya membuat kita cemas sebab berbagai penyakit mulai mengintai. Salah satunya yang cukup diwaspadai saat musim pancaroba adalah berkembangnya nyamuk di areal rumah kita. Hewan mungil ini tentu menjadi musuh kita sebab kehadirannya kadang tak disadari namun membawa penyakit penyakit yang mematikan seperti kaki gajah, DBD, malaria.

Nyamuk yang paling cepat berkembang di Dunia adalah nyamuk Aedes Spp yang mampu menularkan virus penyakit Dengue. Nyamuk ini bahkan dapat menulari hampir 390 juta orang tiap tahunnya, dan tercatat 129.179 orang di 34 provinsi di Indonesia terkena Demam Berdarah Dengue (DBD) serta 1.240 orang diantaranya meninggal dunia.

Jelas kondisi ini mengkhawatirkan banyak pihak terutamanya Kementrian Kesehatan yang kemudian berinisiatif melakukan gerakan 1 Rumah 1 Jumantik. Gerakan ini merupakan program pemberantasan nyamuk dengan mengajak masyarakat untuk turut bergerak mencegah perkembang biakan nyamuk khususnya nyamuk Aedes Spp.


Direktur Jendral Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Dr. H. Mohamad Subuh, MPPM mengatakan bahwa gerakan 1 rumah 1 jumantik ini bertujuan untuk menurunkan angka penderita dan angka kematian yang disebabkan oleh DBD dengan meningkatkan peran serta masyarakat berbasis keluarga untuk melakukan pencegahan.

Mungkin ada yang bingung, apa itu Jumantik ? jumantik adalah Juru Pemantau Jentik, yang merupakan anggota masyarakat yang dilatih oleh puskesmas setempat untuk memantau keberadaan dan perkembangan nyamuk guna mengendalikan penyakit DBD di suatu daerah melalui Pemberantasan Sarang Nyamuk dengan cara 3M Plus.

Kalo dulu kita dengar 3M adalah Menguras, Menutup dan Mengubur, saat ini 3M telah diperbarui menjadi 3M Plus dimana ata Mengubur sudah tidak digunakan lagi sebab masyarakat akan kesulitan mengubur barang bekas yang besar seperti ban atau tong sehingga diputuskan untuk menggantinya menjadi Memanfaatkan barang bekas Plus mencegah Gigitan Nyamuk.


Salah satu Daerah yang sukses menggalakkan Program 1 Rumah 1 Jumantik adalah Tangerang Selatan. Dimana menurut Walikota Tangerang Selatan Hj. Airin Rachmi Diany, SH, MH bahwa kesuksesan progam ini diwilayahnya karna partisipasi seluruh warganya serta pemantauan yang berkala melalui relawan relawan Jumantik yang ada di 3 RW di daerahnya.

Program ini juga didukung oleh program lainnya seperti penanaman tumbuhan pengusir nyamuk, sosialisasi 3M PLUS pada orang tua dan siswa dengan harapan mereka saling mengingatkan saat berada di rumah untuk terus menjaga dan menerapkan 3M Plus ini.

Seperti yang kita tahu, Indonesia masuk kedalam wilayah endemis virus Dengue, dimana perkembangan virus ini berbanding lurus dengan besarnya perkembangbiakan nyamuk Aedes Spp itu sendiri. Maka kitatidak hanya perlu waspada terhadap perkembang biakan nyamuknya tetapi juga mengenali gejala dari penyakitnya.


Seperti yang dikatakan Prof. Dr. dr. Sri Rejeki Hadinegoro, Sp.A(K) bahwa pasien DBD yang datang terlambat merupakan penyebab dari kematian. Oleh sebab itu Ketua Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) menambahkan bahwa kita harus tahu apa saja gejala awal yang terjadi pada seseorang yang mengidap penyakit DBD.


Gejala awal yang umum adalah demam tinggi, nyeri kepala, pendarahan pada kulit, mimisan, dan nyeri pada otot serta persendian. Pada anak biasanya terjadi mual dan muntah sehingga tidak mau makan. Jika hal ini tidak segera d tanggulangi maka akan menyebabkan shock dan pendarahan pada saluran cerna. Penting untuk kita para ibu mengamati demam yang diderita anak atau keluarga kita, jika dalam 3 hari demam tidak turun ada baiknya langsung di bawa ketenaga kesehatan yang terdekat.

Bagi saya sendiri DBD memang momok yang menyeramkan, di komplek perumahan sudah beberapa orang terkena DBD dan setiap kali itu terjadi saya pasti langsung memboyong keluarga mengungsi karna bisa jadi nyamuk belang ini berkeliaran di sekitar rumah. Maka selama keluarga lainnya mengungsi saya akan mulai membersihkan rumah, menyisir tempat berkembang biak nyamuk seperti dinding yang lembab, lemari pakaian, bak bak penampungan air. Semua tempat yang dicurigai menjadi tempat telur telur nyamuk bersarang harus di bersihkan. Selain itu juga penting untuk memberikan abate pada air saat ada tetangga yang terkena DBD.

Untungnya kini mencari informasi mengenai DBD sudah sangat mudah, apalagi Kementrian Kesehatan bersama Sanofi Group Indonesia juga meluncurkan portal informasi tentang DBD yakni Dengue Buzz Barometer pada ASEAN Denge Day yang jatuh pada 15 Juni 2016 yang lalu. Portal edukasi ini memberikan informasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat secara umum terhadap Dengue.

Inisiatif pembuatan portal ini diprakarsai oleh Asian Dengue Vaccine Advocacy, dimana masyarakat diajak belajar tentang dengue dengan cara yang mudah dan menyenangkan salah satunya dengan mengikuti kuis online seputar dengue. Selain itu portal ini juga memberikan informasi kegiatan yang dlakukan di Negara Negara ASEAn terkait peringatan ASEAN Dengue Day ini.



Tulisan Ini adalah opini pribadi dan didukung oleh Sanofi Group Indonesia

#demamberdarahdengue #ASEANDengueDay

1 komentar:

  1. nyamuk sekarang ganas dan nekad mbak
    apalagi nyamuk surabaya...
    kita hrs preventif dari hal yg sekecil2nya

    BalasHapus

Windah Saputro. Diberdayakan oleh Blogger.