Senin, 24 Oktober 2016

Berkenalan lah dengan Pahlawan Kita melalui Drama Musikal Khatulistiwa


Kata orang normalnya manusia akan mencintai seseorang ketika mereka mulai mengenal dan membawanya kedalam kehidupan kita, membiasakannya berdekatan dengan kita sehingga kita mengetahui seberapa besar perjuangannya. Mengukir kenangan indah yang tak terlupakan serta berjasa dalam hidup kita. Umumnya manusia berkenalan dengan saling bertukar nama, berlanjut dengan bertukar cerita dan berjuang bersama.

Dibagian kehidupan kita, mencintai orang orang terdahulu yang telah berjasa dalam hidup kita sama pentingnya dengan mencintai orang lain dimasa sekarang. Sayangnya hanya segelintir orang Indonesia yang seperti itu, hanya beberapa orang saja yang mencintai orang yang berjasa dalam hidupnya terutama yang memiliki sebutan PAHLAWAN.
Bahkan tak jarang mereka mengaku cinta, ditanya apakah kamu cinta pada tanah air ? “Cintaaaaa”, apakah kamu menyayangi para pahlawan yang telah berjasa mengusir penjajah ? “sayaaaaang” nah kalo gitu sebutin siapa pahlawan dari aceh ? “........”  yang tadinya koor lantang mendadak sunyi. Asik bisik bisik, garuk garuk kepala dan bingung. Iya apa iya ?

Bahkan sekarang anak muda lebih tau siapa itu Avril Lavigne dibanding Cut Nyak Dien. Lebih paham tarian gangnam style dibanding tari Saman. Tapi gak bisa sepenuhnya disalahkan juga sih mereka gak suka sama sejarah. Sebab saat pelajaran sejarah di kelas kita cuma dikasih tumpukan buku buat dibaca dan dibikin makalah, kita disuruh ngapalin puluhan bahkan ratusan nama pahlawan tanpa pernah kita diajak kenalan satu satu dengan mereka. Nama pahlawan itu dijejalkan sekaligus, disebutkan jabatannya, kisah perjuangannya, lalu dibuat bahan untuk ujiannya. Murid gak dikasih kesempatan buat cinta sama pahlawannya dengan kenalan, mengenal kisahnya dengan baik, atau mengenal kerasnya perjuangannya saat melawan penjajah.

Meski begitu, kita bisa kok mulai mencintai pahlawan kita, banyak sekali caranya misalnya dengan membaca buku buku sejarah, melalui film film dokumenter, atau yang paling menyenangkan adalah melalui edutaiment yang terbalut dalam drama musikal.

Oh iya, 19-20 November ini ada Drama Musikal Khatulistiwa loh, pertunjukan ini bisa menjadi salah satu cara untuk lebih mengenal pahlawan kita. Drama musikal yang diselenggarakan oleh yayasan Zig Zag Indonesia bersama Josodirjo Foundation ini nantinya bakal menampilkan 100 pelakon yang nantinya akan memerankan tokoh pahlawan yang akan menari dan bernyanyi diatas pentas.


Presiden Asep Sedunia yang juga menjadi sejarahwan dibalik hajat besar ini menegaskan bahwa mencintai pahlawan adalah dengan mengenalnya dan tahu perjuangannya, melalui Drama Musikal Khatulistiwa kita akan diajak mencintai pahlawan tanpa terkesan berat dan menggurui.

Selain kang Asep, ada juga beberapa pihak yang ikut sibuk mempersiapkan kegiatan sosial ini diantaranya perancang busana, pelatih theater, pelatih koreo serta komposer. Saat kami para blogger hadir di Behind the Scene Khatulistiwa, kami diajak melihat bagaimana para pemeran berlatih sebagaimana diatas panggung yang sesungguhnya. Selain itu ada juga sesi coaching dimana para mentor berbagi suka dan duka yang dihadapi selama beberapa bulan berlatih dan mempersiapkan pagelaran besar ini.


Misalnya saja Mas Aguste, desainer yang merancang pakaian untuk 100 pewatak di drama ini. Perancang busana yang masih sangat muda ini menuturkan tantangan terbesarnya dalam mendesain pakaian untuk tokoh yang ada di dalam drama ini adalah dia harus memikirkan desain pakaian yang mudah dilepas dan dipasang. Menurutnya, durasi melepas pakaian yang ideal untuk penampilan panggung ini tidak lebih dari 7 detik, jadi dia menghindari detil kancing pada pakaiannya. Masalah besar lainnya adalah tidak adanya arsip tertulis mengenai mode pakaian pada jaman penjajahan dahulu membuat mas Aguste kesusahan dalam membuat pakaian tersebut, ditambah lagi ini kali pertama beliau membuat pakaian untuk acara panggung dimana sebelumnya dia hanya desainer pakaian sehari hari saja.


Lain lagi ceritanya dengan komposer dibalik acara ini, dimana kak Ino dituntut menciptakan musik dan segala turunannya menjadi nyaman dan ramah d telinga pendengarnya. Kak Ino yang merupakan komposer dari beberapa artis tanah air ini mengaku excited berada dibalik pagelaran seni musikal yang kental akan nuansa historis ini.


Saya yang malam itu menghabiskan waktu dengan duduk dibangku penonton hanya bisa merinding dan berdecak kagum sama sesi latihan drama musikal Khatulistiwa malam itu. Meski judulnya sesi latihan, tapi mereka sama sekali tak mengabaikan detil apapun dari apa yang seharusnya mereka tampilkan. yang terpenting, diantara pelakon ini ada beberapa anak kecil yang ikut serta ambil bagian, dan yang mengagumkan dia tidak terlihat canggung atau bermain main dalam memerankan perannya. Hal ini tentunya tidak luput dari didikan mentor seni theater yakni mas Aji.


Kalo boleh menilai, saya akan memberi 8,5 dari angka 10. Ini drama musikal pertama yang membuat saya merinding padahal baru sesi latihan. Dan mungkin akan menjadi 9,5 dari 10 kalau saya menonton penampilan mereka sepanjang 2,5 jam di Taman Ismail Marzuki di tanggal 19-20 November nanti. Semoga saja ya, doakan saya bisa beli tiketnya di M-tix, buat kamu yang butuh hiburan segar dan penuh ilmu, jangan segan untuk menonton ini. Jangan lupa ajak anak anak dirumah, biar mereka lebih mengenal pahlawannya dan mencintai mereka dengan sebenar benarnya cinta sehingga tidak gelagapan jika ditanya siapa pahlawan di uang 20.000.

6 komentar:

  1. Belajar sejarah kalau dikemas kayak gini gak bikin ngantuk ya :)

    BalasHapus
  2. melihat behind the scene seperti ini, baru tau ya kerja keras di balik sebuah pementasan.

    BalasHapus
  3. Drama musikal terakhir yg aku tonton yaitu drama musikal laskar pelangi. Menurutku drama musikal emang selalu keren apalagi ada kombinasi musik dan drama panggung. Keren..

    BalasHapus
  4. Wah inovasi keren nih. Iya bener, harus dibikin menarik yah, biar banyak masyarakat yg kenal sama pahlawan kita

    BalasHapus
  5. seru juga bsa nonton latihannya...
    abis itu menghayal bakalan seperti apa pementasannya..
    seru pastinya ya

    BalasHapus
  6. Nah, belajar ttg sejarah kalau pakai yg bginian mah jdnya seru ya ga bosen hihi...

    BalasHapus

Windah Saputro. Diberdayakan oleh Blogger.