Biasanya liburan begini saya gak bahagia bahagia amat, lha
wong biasanya emang dirumah terus. Hihihi. Jadi pas liburan ya biasa aja. Tapi
liburan kali ini jauh berbeda, meski tetep gak kemana mana, tapi saya ditemenin
sama seri dari Blue Valley. Apa tuh ? itu BUKU!
Kalau biasanya seorang penulis bikin buku series, nah kali
ini 5 orang penulis digabungkan untuk menulis 5 buku dengan satu tema yang sama
dan dinamakan Blue Valley Series. Gak cuma tentang penggabungan penulis ini
yang beda dari biasanya, tetapi penerbit kelima buku ini juga sesuatu yang
baru. Dia memang gak baru dalam bidang entertaiment, tapi kiprahnya di bidang
kepenulisan buku adalah sesuatu yang beda. Sebut saja namanya FALCON
Publishing. Yuhuu!!
Sekilas tentang Blue Valley Series, tentu banyak yang
mempertanyakan apa makna dari series ini. Sebetulnya, Blue Valley adalah nama
dari suatu kompleks perumahan yang menjadi setting tempat dalam buku buku ini. Mereka
semua tinggal dalam satu komplek yang sama namun memiliki kisah kesedihan yang
berbeda. Iya, semua isinya menguak kesedihan. Tapi tenang, kesedihan yang
diceritakan disini memiliki ending yang berbeda beda kok, kamu harus membaca
sampai selesai untuk menebak bagaimana endingnya.
Sebut saja Bernard Batubara a.k.a Bara, penulis yang lahir di
Kalimantan Barat ini menulis Elegi Rinaldo dalam series ini yang bercerita
tentang kesedihan Rinaldo karna kehilangan seseorang dan menjadi dingin pada
hubungan cinta. Aldo yang digambarkan
berambut keriting ini juga tinggal di blue valley no 19 bersama tantenya. Kisah
cinta yang kompleks dimana masa lalu dan masa depan jsaling beradu membuat
ceritanya semakinseru.
Tak hanya Bara, ada juga penulis laki laki lain yang
bergabung dalam series ini adalah Robin Wijaya. Berbeda dari penulis Radio
Galau FM itu, Robin Wijaya mengangkat kesedihan dan depresi yang dirasakan oleh
dua orang yang tengah menanti seorang bay namun mendapat sebuah tragedi. Kesal,
depresi dan kesedihan mendalam diangkat dalam sebuah buku yang dimanakan
Melankolia Ninna. Dengan membaca buku ini ada kesedihan yang menyusup relung
jiwa, dan bagi saya yang juga seorang wanita seakan sedang menjadi Ninna dan
ikut merasakan betapa sakitnya hati ini ketika harapan pupus.
Buku lain yang menguras kesedihan adalah Lara Miya yang
ditulis oleh Erlin Natawiria yang menceritakan tentang seorang gadis nyetrik
bernama Miya. Gadis ini digambarkan sedang mengalami pergulatan batin karna
tinggal bersama tantenya karena suatu hal di Blue valley nomor 26. Bagaimana dengan
rumahnya sendiri ? kenapa ia tak dapat kembali kesana ? semua di tulis dalam
buku ini.
Bagaimana rasanya kehilangan orang yang kita cintai ?
bagaimana kalau dia itu pasangan kita ? yang telah berikrar untuk sehidup
semati didepan Tuhan ? kamu akan mendapatkan jawabannya ketika membaca Asa
Ayumi yang juga merupakan salah satu buku yang saya sukai dalam seri ini. Dyah
Arini mengemas kesedihan bersama harapan harapan yang menyala dihati wanita
bernama Ayumi. Kalau di buku Elegi Rinaldo kita disuguhi menu menu restaurant,
di Asa Ayumi kita disuguhi nama nama kue yang menggiurkan jika dibayangkan.
Satu lagi seri buku dari Blue Valley berjudul Senandika
Prisma, saya baca buku ini diakhir akhir setelah airmata kering abis baca buku
lainnya. Eh tapi saya malah makin nangis baca buku ini. Bagaimana bisa Aditia
Yudismengemas kesedihan seorang gadis yang gagal menikah sehingga bisa
dirasakan oleh pembacanya. Buku bersampul putih ini layak menjadi teman saat
sedang berlibur.
Dari semua buku yang saya baca, ada benang merah yang bisa
dipetik, tentang harapan yang selalu ada saat keputus-asaan, kesedihan, dan
depresi datang. Setiap orang dalam hidupnya akan menghadapi hal hal yang
menyedhkan dalam hidupnya, namun semua bisa diatasi asal kita percaya.
Oh jadi serial Blue Valley ini endingnya bikin sedih, kak? Apalagi emang Benzbara juga terkenal suka bikin cerita sedih deh ya.. :D
BalasHapusthank you
BalasHapusViagra
Obat Kuat
Obat Viagra
Obat Kuat Viagra
Viagra Asli
Viagra Usa
Viagra