Kamis, 13 Juli 2017

Mimpiku, Mimpimu, Mimpi #Kitasama

Waktu memutuskan menikah sama suami saya ditahun 2012 lalu, orang tua saya bertanya “ opo kuwe yakin, dekne iki wong lanang sing tepak ? ( apa kamu yakin, dia laki laki yang tepat?)” mendadak saya bingung, mengkaji lagi semua mimpi yang hendak saya capai diusia 20 tahun, apakah pernikahan ini akan menghalangi mimpi saya ? atau pernikahan ini akan membuka peluang bagi saya untuk menggapai mimpinya.

Syukur alhamdulillah, meski memiliki keraguan, kenyataannya semua berjalan baik baik saja. Saat mencari jawaban atas pertanyaan saya sendiri justru menemukan banyak hal yang akan terjadi salah satunya mimpi yang lebih besar lagi. Perlu diketahui, dari dulu saya berharap punya rumah mungil yang isinya bisa saya atur sendiri, punya kendaraan pribadi yang nyaman digunakan dan memiliki status sosial yang baik. Tentu ini bukan hal yang mudah, namun melalui menikah saya mampu mewujudkannya perlahan lahan.
Mimpi sejak dulu adalah punya rumah

Mungkin saya termasuk salah satu masyarakat yang sedang melakukan social climbing, itu loh, upaya yang dilakukan seseorang untuk mendapat status sosial yang baik. Bedanya, saya melakukan ini dengan cara yang positif yakni dengan bekerja keras mendapat tempat dimasyarakat. Saya dan suami bertekad bahwa hidup kami harus lebih baik daripada yang sebelumnya, terutama pada anak kami. Saya tahu benar rasanya hidup susah, dan gak mau hal ini juga terjadi pada anak saya. Saya berharap abhirama nanti bisa memiliki pekerjaan dan kehidupan yang layak.

Salah satu yang saya persiapkan adalah dengan membeli sebuah rumah, meski masih mencicil, kami berharap rumah ini bisa menjadi investasi terutama ketika kami tiada. Selain itu kami juga mengumpulkan uang untuk membeli kendaraan pribadi. Ini belum terwujud sih, tapi perlahan saya yakin akan bisa mewujudkannya. Bismillah.

Mimpi Sahabat Disabilitas


Mungkin mimpi saya terdengar receh bagi sebagian orang, terutama bagi mereka yang terlahir berkecukupan. Begitu juga mimpi orang lain semacam sahabat disabilitas yang mungkin mimpinya hanya “dianggap sama” oleh kita yang nondisabilitas. Namun saya yakin hal ini tidaklah mudah, terutama saat melihat stigma masyarakat kita saat ini. Banyak dari kita mencibir dan memandang negatif para sahabat disabilitas, bahkan membully saat mereka gagal. Padahal mereka butuh bantuan kita, mereka sama saja seperti kita yang membutuhkan support dan dukungan dari sesama.

Pemikiran saya soal hal ini semakin menjadi saat berkenalan dengan program gerakan sosial yang digerakkan oleh sebuah komunitas bernama Indonesia Bermimpi. Gerakan sosial #kitasama ini digakkan demi mendukung cita cita dan mimpi dari sahabat disabilitas diseluruh Indonesia. Pada tanggal 14 Juni 2017 komunitas Indonesia bermimpi bersama Armada Band serta artis yang tergabung dalam Save Lagu Anak meresmikan gerakan ini dihadapan puluhan sahabat disabilitas serta awak media. Tidak hanya hadir sebagai pengamat saja, sahabat disabilitas juga ikut andil meramaikan dengan menunjukkan bakat mereka. Awalnya saya sama dengan yang lain diluaran sana yang berpikir bahwa sahabat disabilitas ini hanya “sekedar” saja. Kenyataanya mereka mampu melibas kesinisan saya, salah satunya adalah Mitra Netra, sebuah band yang terdiri dari 6 orang sahabat disabilitas yang memiliki kekurangan pengelihatan. Mereka mampu membawakan lagu dengan apik dan gak sekedar bernyanyi saja.

Mitra Netra

Kampanye Kita Sama


Di Instagram saya, beberapa kali saya bahas soal kampanye ini sebagai bentuk support saya terhadap gerakan yang menurut saya wajib didukung oleh semua pihak. Kegiatan dari kampanye ini yang paling menarik buat saya adalah akan diadaknnya acra nonton bersama dengan sahabat disabilitas dari berbagai daerah. Mungkin ada yang belum tahu, bagi sebagian sahabat disabilitas, bisa menonton film terutama film indonesia yang tanpa sub title adalah hal yang istimewa. Karena gak semua sahabat disabilitas memiliki kemampuan membaca gerak bibir atau bahasa tubuh. Banyak dari mereka mengandalkan text yang ada dilayar. Itu mengapa sahabat disabilitas jarang menonton film Indonesia.


Duta Bahasa Isyarat yang tak lain adalah anak dari Dewi Yull, Surya Sahetapy mengatakan bahwa sahabat disabilitas akan sangat bahagia jika bisa menonton fil Indonesia sama seperti orang lain. Mimpi yang terlihat remeh bagi kita tapi sangat membuat mereka bahagia. Kalian juga para pembaca saya bisa mendukung gerakan ini dengan cara mendaftarkan diri di www.indonesiabermimpi.org. Tidak hanya bdiri sendiri, tetapi ajak juga sahabat, saudara, tetangga, semua orang yang kita kenal. Cuma dengan mendaftarkan diri berarti kita telah mendukung gerakan ini khususnya mendukung mewujudkan mimpi mereka.


Buat saya, sahabat disabilitas sama dengan saya yang terus berjuang menghadapi dunia yang penuh gegap gempita. Tugas kita menuntun mereka, bergandengan menjadi mata, mulut, telinga, kaki dan tangannya. Karena dimata tuhan, Kita Sama!

0 comments:

Posting Komentar

Windah Saputro. Diberdayakan oleh Blogger.