"Kurang gizi"
"Ibunya gak open ( gak mengurus, bahasa jawa)"
"kurang makan"
"cacingan"
Dan yang baru baru ini malah bilang anak saya ketempelan jin, makanya badannya gak gemuk gemuk meski suka makan.
Sebetulnya sedih sih, apalagi kalau yang menjudge adalah seorang ibu juga yang notabene mengerti dilema wanita yang memiliki anak batita. Saya pun kalau boleh milih pasti maunya anak saya sehat dan kuat, serta gemuk kayak anak lain. Tapi apalah saya, segala vitamin sudah di beri, semua makanan sudah disodorkan, tapi anaknya gak jua gemuk.
Anak Kurus bukan Anak Kurang Gizi
Selama ini saya selalu menyalahkan diri sendiri atas apa yang terjadi pada tubuh Abhirama. Kurusnya adalah salah saya karena lebih sering membiarkan ketimbang memaksanya makan. Dan saat baru lahir juga saya sempat kesulitan untuk menyusui karena berbagai alasan. Tapi bukan berarti anak kurus itu kurang gizi loh, bisa jadi memang dia punya bakat untuk kurus. Asalkan KPSP si anak sesuai dengan usianya dan tinggi badannya naik. Memang gak mudah menepiskan stigma anak kurus adalah anak yang memiliki gizi yang kurang baik, meski begitu, perlu ditelusuri apakah anak kita memang kurus karena wajar, atau kurus karena kurang nutrisi.
Tapi jangan dianggap wajar juga kalau anak kurus. Karena salah satu ciri anak malnutrisi adalah bertubuh kurus kering dan tidak tumbuh sebagaimana usianya.
Bahaya Malnutrisi
Tahukah anda, masa depan +- 40% balita dimasa mendatang adalah menjadi pengemis atau peminta - minta? Hal ini terjadi karena ternyata 40% dari anak Indonesia mengalami malnutrisi yang terlambat di tangani sebelum usianya 4 tahun. Apa hubungan antara malnutrisi dengan menjadi pengemis ya?
Menurut DR. dr. Damayanti R Sjarif Sp.A(K), dokter spesialis anak sub-spesialis nutrisi dan penyakit metabolik yang menjadi pembicara dalam acara talk show bertema Solusi untuk Menjawab Kebutuhan Nutrisi Anak bahwa asupan nutrisi selama periode emas anak membentuk otaknya. Pembentukan otak ini terbagi menjadi 8 item yakni Vision Development, Speech Development, Emotional Development, Match/Logic, Sosial Attachment and skill, Motor development, Peer Social Skill, Language. Selain Peer Social Skill, pembangunan struktur otak lainnya dimulai sejak usia 0 bulan dan selesai di usia 4 tahun.
Yang jadi pertanyaan, apa yang terjadi jika nutrisi tidak terpenuhi di 5 tahun pertamanya? Tentu sang anak akan kehilangan beberapa fungsi pembangunan otaknya terutama yang hanya berlangsung di usia tertentu saja. Hasilnya nantinya mereka akan menjadi anak yang kurang cerdas, tidak pandai bergaul, memiliki IQ dibawah rata rata serta memiliki tingkat kemalasan yang tinggi terutama pada anak yang vision development nya rendah. Inilah yang kemudian menghasilkan calon kategori 40% anak yang bermasalah depan sebagai pengemis dan lainnya.
Bayi yang mengalami malnutrisi masih bisa diselamatkan namun kelengkapan pembentukan otaknya tidak dapat diperbaiki karena hal ini hanya terjadi satu kali seumur hidup. Selain otak, malnutrisi juga menyerang fisik anak seperti menjadi stunting atau boncel atau bogel, atau pendek. Selain itu malnutrisi juga menyebabkan underweight atau berat badan kurang, overweight atau obesitas, dan gizi kurang atau gizi buruk. Dan prevalensi yang paling banyak terjadi di Indonesia adalah stunting. Kenapa bisa terjadi stunting?
Penyebabnya adalah kurangnya asupan nutrisi pada tubuh sehingga penurunan berat badan akan di kompensasi dengan penurunan tinggi badan untuk mempertahankan status gizi baik. Sehingga sepanjang mereka tidak mendapat nutrisi yang cukup, tubuhnya akan terus menyesuaikan diri dengan nutrisi yang ada.
Masalah lainnya, sindrom stunting ini akan menyebabkan masalah jangka pendek dan jangka panjang diantaranya :
Jangka pendek : ketika masih anak anak
- Hambatan perkembangan
- Penurunan fungsi kekebalan
- Penurunan fungsi kognitif
- Gangguan sistem pembakaran lemak
Jangka panjang : ketika dewasa
- Obesitas
- Penurunan toleransi glukosa
- Penyakit jantung koroner
- Hipertensi
- Osteoporosis
Lantas bagaimana cara mendeteksi dini masalah gizi ini? Beberapa hal yang bisa kita lakukan adalah sebagai berikut
- Menimbang berat badan, tinggi badan serta lingkar kepala di posyandu, puskesmas, rumah sakit atau klinik sesuai dengan frekuensi yang disarankan yakni
- Setiap bulan pada tahun pertama
- Setiap tiga bulan pada tahun kedua dan ketiga
- Setiap enam bulan pada tahun ke empat dan kelima
- Mengkonsultasikan pada petugas apabila terjadi/dirasa terjadi penyimpangan dari garis pertumbuhan.
Bagaimana Asupan Nutrisi yang tepat untuk mencegah malnutrisi ?
Menurut dokter Damayanti, makanan terbaik anak usia 0 hingga 6 bulan pertama adalah ASI. Sebab ASI yang paling kompleks nutrisinya dan dianggap mampu memenuhi kebutuhan bayi. Tapi bukan berarti kalo gak ASI berarti buruk ya, ada moment tertentu dimana ASI dianggap bukan solusi misalnya, berat badan bayi tidak naik sesuai dengan KMS atau bayi memiliki ciri malnutrisi. Kalau sudah ada tanda tanda begini, ibu jangan ngeyel mau menyusui dan harus ASI. Bawa ke dokter dan cari opsi lain yang bisa menyelamatkan pertumbuhan bayi anda. Dan yang perlu diingat sesuai dengan ujaran dokter Damayanti, jika anak alergi terhadap Susu sapi, bukan berarti kita boleh menggantinya dengan susu soya. Karena nutrisi berupa protein dari susu sapi berbeda dengan protein dari susu soya. Beri anak susu yang terhidrolisat parsial sebagai opsi pengganti susu sapi.
Menginjak usia 6 bulan adalah usia rawan malnutrisi karena bayi tidak lagi cukup hanya dengan ASI saja. Mereka membutuhkan tambahan bernama Makanan Pendamping ASI atau MP-ASI. Disinilah kesalahan sering terjadi, biasanya, kita menganggap sayur dan buah adalah yang wajib dikenalkan lebih dulu agar mereka 'suka' dengan makanan ini tanpa berpikir bahwa bayi pun butuh zat gizi makro seperti karbohidrat, protein, lemak, dan zat gizi mikro seperti vitamin dan mineral. Jadi jika ditanya apa makanan bayi di hari pertamanya MPASI, maka jawabannya adalah buah yang lembek seperti pisang, pepaya, atau buah yang dihancurkan dengan di blender atau di kukus hingga lembek. Padahal gak ada salahnya loh memberikan bayi kita nasi dengan lauk pauk yang biasa kita makan seperti rendang, sayur sop atau yang lainnya karena menurut penelitian Menella di tahun 1995-2011 bahwa ternyata bayi sudah mengenal makanan yang ibu makan melalui air ketuban dan juga ASI. Jadi jangan salah kalau baru beberapa hari makan anak langsung GTM (gerakan tutup mulut), emoh makan karena yang dia rasakan saat itu berbeda sekali dengan apa yang bayi rasakan saat dikandungan ataupun saat menyusu pada ibunya.
Dokter Damayanti melanjutkan, tidak ada pantangan tentang apa yang bayi harus makan atau diperkenalkan bayi saat memulai MPASI, tapi jangan lupakan tentang gizi yang tidak ada di ASI dan harus dicukupi melalui makannya. Kebanyakan ibu Indonesia sangat gemar membuat makanan home made untuk MPASI dengan menggunakan bahan utama gasol, kemudian dicampurkan keju sebagai pengganti garam, dilengkapi dengan buah dan sayur yang kemudian kalo dirasain bahkan orang dewasa pun gak mau makan. Apa yang salah? Pertama, kita gak tau bagaimana gasol diproses, apakah itu cukup nutrisinya untuk bayi kita? Lalu keju sebagai pengganti garam. Jangan salah loh bu, ternyata antrim pada keju lebih tinggi ketimbang yang ada pada garam dan ini bukan sesuatu yang bagus. Yang paling penting lagi, bayi pun punya selera bu, kalo dari kecil dijejelin makanan gak enak, saat dia bisa menolak maka dia akan menolaknya dan terjadilah GTM. Pff.
Dari segala jenis nutrisi yang dibutuhkan oleh bayi kita, yang paling penting lagi adalah Zat Besi dimana perharinya dibutuhkan 10.2 mg zat besi guna pembentukan jaringan darahnya. Nah ternyata ada dua jenis zat besi yang harus ibu tahu yakni Heme Iron dan Non-Heme Iron. Perbedaan dari keduanya adalah yang heme iron didapat dari hewan, dan Non-Heme bisa didapat dari tumbuhan seperti sayur dan buah. Perbedaan lainnya adalah Heme Iron ini dapat diserap baik oleh tubuh dengan persentase terserap nya hingga 35% sementara Non-Heme berlaku sebaliknya yakni hanya mampu diserap 3-5% dari total yang dikonsumsi dan sisanya dibuang oleh tubuh. Itulah mengapa kita lebih dianjurkan mengkonsumsi hati ayam dengan kandungan zat besi sebesar 3.6 mg tiap 28gr nya dengan kemungkinan terserap tubuh sebesar 35% dibanding mengkonsumsi bayam yang memiliki kandungan zat besi 3.9mg tiap 100gr nya dengan kemungkinan terserap tubuh hanya 3-5%nya saja. Bayangkan berapa banyak bayam yang harus diberikan untuk mencapai kebutuhan nutrisi hariannya ?
Selain harus pandai memadukan bahan makanan agar tercapai kebutuhan nutrisinya, ibu juga dituntut membuat makanan yang bersih, higienis, cepat dan tidak ribet. Kalau bikin MPASI aja ribet, kapan ibu punya waktu buat ngurusin hal lainnya? Bagaimana ibu menyisihkan waktu untuk me time agar tetap waras? Belum lagi kalau kita menjadi ibu bekerja, makin sulit deh nyiapin MPASI berkualitas buat si kecil.
Maka dari itu ibu membutuhkan bantuan dari produk yang bisa memperingan pekerjaannya seperti Philips AVENT 4-in-1 Healthy Baby Food Maker yang menggabungkan fungsi kukus, blender, defrost, dan reheat dalam satu produk. Jadi bahan bahan segar dari rumah bisa langsung di kukus dengan tingkat kematangan yang merata tanpa harus di didihkan terlebih dulu. Nutrisinya juga gak rusak karena proses kukus ini. Kalau sudah tinggal dibalik langsung deh jadi blender buat menghaluskan makanan sesuai dengan tingkat yang dibutuhkan bayi kita.
Bapak Yongky Sentosa selaku Head of Personal Health Philips Indonesia mengatakan bahwa Philips AVENT hadir sebagai bentuk kepedulian terhadap nutrisi generasi emas Indonesia juga pada para ibu modern baik yang berada dirumah maupun yang bekerja diluar rumah.
Selain produk yang tadi saya sebutkan, rangkaian produk elektrik dalam mendukung pemberian ASI eksklusif dan juga makanan pendamping ASI lainnya adalah AVENT Comfort Electric Breast Pump dengan bantalan khusus yang menunjang kenyamanan dalam memompa ASI. Selain itu juga menghemat tenaga serta waktu sehingga ibu punya waktu lebih untuk melakukan hal yang lain. Produk lainnya yang tak kalah membantu adalah AVENT Fast Bottle Warmer yang berfungsi menghangatkan ASIP (Air Susu Ibu Perah) hanya dalam 3 menit. Ada juga Philips AVENT 3-in-1 Electric Steam Sterilizer yang berguna untuk mensterilkan botol susu. Seperti yang kita tahu, kebiasaan kita mensterilkan botol dengan cara merebus bukanlah hal yang baik karena partikel dari botol bisa saja terurai saat terkena panas dan tercampur ke dalam susu yang diminum anak kita. Tidak hanya botol, tetapi juga peralatan makan bayi kita bisa disterilkan dengan alat ini karena cukup lega bahkan untuk menampung 6 botol sekaligus.
Beruntungnya menjadi ibu di era saat ini, karena banyak sekali alat modern yang membantu kita. Nah buat yang penasaran sama produk yang saya sebutkan dan ingin membelinya, coba deh cek di JD ID karena disana ada promo yang sayang untuk dilewatkan. Jangan lupa juga untuk kunjungi Facebook Philips Home Living AVENT untuk informasi menarik lainnya tentang anak dan nutrisi.
Ngeri banget, ya? Efek Malnutrisi sampai kaya gitu. :(
BalasHapusBetul banget tuh. Mulai saat ini para ibu kudu memperhatikan betul asupan nutrisi anaknya. :(
BalasHapusWah Philips ini membantu banget ya mba... bisa jadi hancur dan cocok jadi makanan bayi... kalau sekarang baby arsyad disaring secara manual...
BalasHapus