Well, sebenarnya saya juga gak terlalu ingat sama tanggal tersebut, tapi saya sempat hadir menjadi salah satu peserta seminar dengan tema Kesehatan Jiwa di Tempat Kerja yang diadakan oleh Kementerian Kesehatan RI. Pembahasan ini tentu relevan dengan saya yang ibu rumah tangga merangkap seorang freelancer dimana tempat kerja saya berpindah pindah dan otomatis tingkat stressnya mengikuti rute yang saya lalui untuk ke tempat kerja.
Bukan hanya freelancer saja, orang orang dengan pekerjaan yang tetap dan monoton selama beberapa waktu juga bisa meningkatkan resiko stress. Tekanan yang didapat di tempat kerja, kadang terbawa sampai kerumah sehingga menyebabkan keluarga tidak bahagia.
Stress, selain menekan fikiran, juga bisa menyebabkan penyakit serius bahkan kematian. Ciri ciri penyakit akibat Stress biasanya tersamarkan dengan penyakit lain, misalnya perut melilit, sakit pada kepala dan pusing, bahkan meriang. Stress juga menyebabkan seseorang hilang kewarasan sehingga memilih bunuh diri.
Di Indonesia, masalah jiwa dianggap sesuatu yang buruk, karena mereka berfikir bahwa seseorang yang sakit jiwa berarti harus masuk ke rumah sakit jiwa dan di pasung karena menjadi aib. Padahal, kita semua punya masalah kejiwaan, namun yang membedakan adalah kadarnya. Jadi seharusnya jangan malu untuk beritahu orang terdekat apabila kita punya masalah kejiwaan. Padahal kalau punya masalah kejiwaan, obat terbaiknya adalah curhat dan berbagi dengan orang lain.
Menurut survey yang dilakukan oleh Mansyur Muchtarrudin dari Universitas Indonesia dengan mengambil sampel 1900 pekerja di Industri kimia, ditemukan bahwa 20%nya mengalami masalah kejiwaan. Dan wanita yang bekerja penuh waktu hampir 2 kali lebih besar menderita masalah kejiwaan dibanding dengan laki laki.
Secara global, biaya yang harus dikeluarkan untuk menangani masalah jiwa ini sebesar 2,5 triliun USD dan akan bertambah menjadi 4 triliun USD di tahun 2030. Tentunya angka ini akan merugikan banyak pihak termasuk perusahaan dan karyawan itu sendiri.
Seperti yang saya katakan diawal, masalah kesehatan jiwa akan berimbas pada kesehatan fisik dan timbul penyakit lain. Oleh sebab itu, perusahaan harus mengambil beberapa langkah demi menemukan dini penyakit akibat kerja. Yakni
- Pemeriksaan kesehatan pra kerja
- Pemeriksaan berkala
- Pemeriksaan khusus
- Adakan survey kesehatan pekerja dan lingkungan kerja.
Di Indonesia sendiri, ada visi dan misi Presiden yang mendukung terbentuknya keluarga sehat, dan diantaranya adalah menekan angka stress di kantor sebagai salah satu upaya mewujudkan keluarga sehat. Bahkan mengelola stress juga menjadi poin penting dalam Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.
Oleh sebab itu, demi mendukung terwujudnya apa yang dicintai citakan oleh pemerintah maka yuk mulai hidup dengan sehat.
Kalau ga curhat emang kadang bikin stress.
BalasHapus