Dalam perjalanan hidup ini, saya percaya bahwa apa yang kita beri, nantinya akan kembali pada kita. Kita memberi baik, maka yang diterima nanti akan pula baik. Begitu sebaliknya. Tidak ada celah untuk bernegosiasi dengan alam berkaitan dengan hal ini.
Maka itu, selama bisa memberi yang terbaik, maka itulah yang akan saya berikan. Dan tentu, berlaku juga dalam beramal dan bersodakoh, dan yang pastinya saya harus memastikan kalo tempat saya berbagi adalah tempat yang memang membutuhkan dan tepat sasaran atau setidaknya dia akan menyalurkannya pada yang membutuhkan. Bukan apa, jaman sekarang kita harus selektif memilih tempat untuk menyalurkan rizki kita pada yang membutuhkan, harus tepat sasaran, transparan dan memiliki bukti. Maka pilihan saya jatuh pada Dompet Dhuafa. Kenapa?
25 Tahun Berdiri, Memberikan Manfaat Bagi Umat
Kalau yang sudah mengenal Dompet Dhuafa, pasti sudah tahu kiprahnya selama 25 tahun ini dong. Lembaga Nirlaba milik masyarakat Indonesia yang berkhidmat mengangkat hark at sosial kemanusiaan kaum dhuafa dengan dana ZISWAF (Zakat, Infak, Sedekah, Wakaf), serta dana lainnya yang halal dan legal, dari perorangan, kelompok, perusahaan /lembaga ini telah banyak merubah ekonomi masyarakat bawah khususnya kaum dhuafa yang dibinanya.
Sejak tahun 1993 hingga saat ini, sudah 16.8 juta jiwa dan layanan dalam Negeri yang telah menerima manfaat dari Dompet Dhuafa. Sedangkan di luar Negeri, penerima manfaat dari Dompet Dhuafa sebanyak 82.882 jiwa, yang tersebar dari Asia, Amerika hingga Eropa.
Belakangan ini, dompet dhuafa sedang menjalankan program sosial enterprise dengan salah satu tujuannya yakni menguatkan potensi lokal. Program yang dijalankan diantaranya Green Horti dan Kebun Indonesia Berdaya dengan menggandeng petani dan pengusaha lokal sehingga bisa saling bahu membahu menciptakan lapangan kerja yang layak bagi masyarakat sekitar.
Dalam kegiatan Public Expose 2018 Dompet Dhuafa yang di helat pada Rabu, 31 January 2018, hadir beberapa pembicara yakni drg. Imam Rullyawan, MARS Direktur Utama Dompet Dhuafa Filantropi, Bapak Iwan Ridwan Direktur Utama Dompet Dhuafa Social Enterprise, Bapak Fadil, Pendamping Program Dompet Dhuafa di Mojokerto, Bapak Mukhlis, Direktur PT Pachira Group, pengusaha dan pakar agroindustri. Pembicara ini hadir untuk menginformasikan apa saja yang telah Dompet Dhuafa lakukan hingga mencapai usia 25 tahun ini.
Di Mojokerto misalnya, Bapak Fadil yang sudah menjadi pendamping petani sejak masih bujangan mengaku bahwa para petani di Mojokerto berkembang sangat cepat di bawah bendera Dompet Dhuafa. Tidak hanya masalah tanam menanam saja, namun juga pendistribusian, pengelolaan hasil panen, pun dibantu oleh Dompet Dhuafa. Hingga kini, petani yang dulunya tidak mampu menafkahi diri sendiri karena terjerat hutang pada tengkulak ini sekarang mampu menzakati lebih dari 50 kaum dhuafa dan fakir miskin serta anak yatim.
Bukan hanya bercocok tanam, sejak tahun 2017, Dompet Dhuafa juga memiliki unit usaha retail bernama Daya Mart yang menjadi titik temu dari produk produk dari UMKM binaan Dompet Dhuafa dengan para pembeli. Hasil laba dari usaha ini nantinya akan dimanfaatkan kembali untuk menyantuni dhuafa sehingga semakin banyak dhuafa yang bisa dibantu.
Banyak sekali program dari Dompet Dhuafa lainnya yang tidak sempat disebutkan satu satu. Yang pasti Dompet Dhuafa terus mengusahakan kesejahteraan masyarakat pinggiran yang luput dari perhatian pemerintah. Program ini pun tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya dukungan dari kita, baik berupa materi maupun moril. Jangan lupa kalau 2.5% dari harta kita adalah milik mereka yang membutuhkan. So, jangan lupa untuk berbagi ya
Bangga punya lembaga yang peduli akan kesejahteraan masyarakat gini ya mba. Jarang banget yang seperti dompet dhuafa ini
BalasHapus