Senin, 30 Juli 2018

Belajar Montessori dari Ahlinya : Montessori Haus Asia


Sudah dua minggu abhirama sekolah di TK B, sudah dua minggu pula anak yang 4 bulan lagi berusia 5 tahun ini mendapat pelajaran sekolah yang menurut saya terlalu jlimet. Pagi, jam 8 dia sudah duduk manis disekolah, belajar abjad a hingga z dan sesekali belajar angka. Kok saya jadi bingung ya, jaman saya dulu, TK itu isinya bernyanyi tralala trilili sambil terkadang membuat prakarya.

Jaman now memang lebih keras persaingan di dunia pendidikan. Denger denger, SD nanti sudah tidak ada lagi pelajaran calistung tahap awal untuk anak anak kelas satu, langsung diajarkan yang lebih berat karena mereka pikir calistung sudah diajarkan di TK. Beban berat sekali buat anak anak untuk belajar sesuatu yang diluar kemampuannya. Hiks

"Ya, mau gimana lagi, sudah syukur masih ada konsep belajar yang bisa memasukkan pelajaran dalam kegiatan bermain" kata salah seorang walimurid.

Sebetulnya ada lho, konsep belajar yang lebih aman buat anak ? Gak memberatkan cara pikirnya karena basis nya pada kehidupan sehari hari. Namanya Montessori.

Alat peraga Montessori

Pertama kali denger Montessori, saya agak salah persepsi nih. Dalam benak saya, konsep Montessori ini menganut sistem belajar yang sama kayak sekolah pada umumnya tapi alat peraga atau mainan yang digunakan mahal mahal. Makanya biaya sekolah berbasis Montessori mahal. Eh ternyata bukan begitu lho!

Montessori pertama kali di temukan oleh Maria Montessori, yang merupakan seorang pendidik, dokter dan ilmuan asal Italia. Beliau menemukan konsep Montessori ini berawal dari keinginannya untuk mendidik anak anak menjadi mandiri, tidak bergantung pada apa yang tertulis di buku namun mengaplikasi kan nya pada kehidupan sehari hari.

Contoh simple perbedaan Montessori dan sekolah biasa misalnya :

Seorang anak diajarkan bahwa matahari itu panas dan hujan itu dingin. Mereka di tanamkan konsep itu terus menerus hingga saat dirumah, ketika kita bilang "dek, kompornya panas, jangan di pegang" si anak yang sudah tertanam konsep dari sebuah buku tidak benar benar tahu panas itu seperti apa, apakah berbahaya ? Apakah akan menyakitinya ? Dibenaknya yang panas itu matahari, dan kenapa si mama bilang kompor panas gak boleh di pegang ? Rasa penasarannya itu mengantarkan nya untuk memegang kompor panas tersebut.


Jadi apa intinya ? Intinya adalah Montessori adalah sebuah konsep yang mengajarkan ilmu yang berguna dalam kehidupan sehari hari. Apa yang ada disekitar, itulah yang diajarkan. Panas dingin, perkalian, tambah kurang bagi, semua diajarkan dengan praktek langsung, bukan melalui buku yang tidak bisa di rasakan.

Dan yang paling penting dari konsep Montessori adalah orang tua juga belajar untuk melepaskan anak, membiarkannya mandiri, orang tua juga di tuntut berperan sebagai guru, bukan sekedar orang tua.

Montessori Haus Asia



Berkenalan dengan Montessori kemudian membuat saya menjelajah di internet untuk menemukan sosok yang tepat bagi kami belajar. Lalu bertemulah dengan Mr Allan Aung yang merupakan founder dari Montessori Haus Asia Singapore. Eh, pertemuan ini tentu bukan sembarang pertemuan, saya diundang oleh Moms Blogger Community untuk menjadi salah satu orang tua yang paham mengenai Montessori dan menularkan ilmu ini pada yang lainnya.

Bertempat di multivison tower, kami belajar mengenal Montessori melalui Mr Allan. Dari sini kami tahu bahwa di Singapore sana, Montessori sudah jauh berkembang dan Montessori Haus Asia adalah salah satu leader yang ada di negara tetangga tersebut. Eh jangan salah ya, MHA ini bukan mengajar murid secara langsung, tapi mereka mengajarkan orang tua dan guru agar bisa mengaplikasikan konsep Montessori di rumah dan sekolah.

Stigma saya sebelumnya soal montessori itu mahal salah sih, sebetulnya alat peraga gak perlu yang mahal mahal kok, kaca cermin 10ribuan, sisir yang murah meriah atau sapu kecil yang digunakan untuk membersihkan sampah setelah belajar juga menjadi media untuk mendidik anak anak. Intinya dalam Montessori ini anak anak dituntut menjadi akak yang aktif dan mandiri.

Membuat anak mandiri sama susahnya dengan menjaga pencernaan anak, salah sedikit saja, kita malah akan membuat pencernaan anak bermasalah. Padahal sistem cerna yang baik berhubungan besar dengan perkembangan otaknya. Oleh sebab itu, interlac hadir menjadi solusi bagi anak yang punya masalah sistem cerna seperti diare atau konstipasi


Konstipasi dan diare pada anak dapat menyebabkan masalah serius di kemudian hari. Makanya, selalu sedia interlac dirumah. Interlac ini adalah probiotik dari bakteri Lactobacillus Reuteri. Bakteri ini merupakan bakteri baik yang menjaga sistem cerna kita agar dapat bekerja dengan baik. Terdapat 4 varian dari interlac yakni bubuk, tablet hisap untuk anak dan dewasa serta drop. Semua bisa dikonsumsi dalam jangka pendek maupun panjang, tidak ada efek samping karena Interlac merupakan suplemen makanan.

Oh ya, MHA di Indonesia sudah ada lho, buat yang mau belajar dan mengenal Montessori bisa ke multivision tower lantai 25. Mereka punya kelas untuk mengajar orang tua komplit sama alat peraga nya. Biaya pervisit mulai dari 250 ribu, lebih murah lagi kalau beli paket belajar untuk beberapa kali visit. Siapa tau setelah dapat ilmu nya bisa ngajarin anak kita bahkan anak tetangga.

Ayam gepuk mpok oneng (doc fika)

Dalam kegiatan ini, saya juga berkesempatan nyobain ayam gepuk mpo oneng yang rasanya maknyuss banget. Mr Allan kan jelasin Montessori Made Simple dalam bahasa inggris sehingga tanpa terasa perut saya kerucukan dengerin beliau ngomong. Pas banget didepan mata ada Ayam gepuk yang sambelnya enak banget. Juwara deh ayam gepuk ini, gurih, lembut dan pedas. Eh pas pulang masih dibawain Granola yang merupakan cemilan sehat berupa biji bijian. Ada oat, kuaci, kismis, almond dan yang lainnya. Enakkk semua.


Bersyukur banget bisa ikutan kegiatan ini. Ilmunya sangat berguna buat saya, terutama dalam mendidik Abhirama. Plus lagi dapat activity box yang isinya kartu dan kacang hijau yang mana bisa digunakan untuk mengajarkan tentang tanaman pada anak. 

2 komentar:

  1. Zaman sekarang pendidikan memang sangat penting ....

    BalasHapus
  2. Terkadang kita yang sudah tua kalah sama anak umur 7 tahun:v yang lebih tahu semuanya. heheh

    BalasHapus

Windah Saputro. Diberdayakan oleh Blogger.