Sabtu, 17 November 2018

Bijak Bersosmed Yuk Bu!


Menjadi seorang ibu rumah tangga yang nyambi blogging terkadang menjadi dilema sendiri bagi saya.  Di satu pihak,  saya ingin masa masa indah ini tercetak dalam tulisan abadi di blog,  syukur syukur bisa menambah informasi bagi orang lain. Tapi di sisi lain,  maraknya informasi yang simpang siur membuat saya khawatir nantinya informasi saya di godog menjadi bahan hoax. 

Gara gara khawatir akan hoax,  saya jarang posting curhat di sosial media.  Takutnya nanti malah digoreng dan dijadikan bahan hoax.  Apalagi adanya UU ITE yang memberatkan para pemain sosial media. Serem. 

Tapi sebetulnya harusnya yang kayak gini gak jadi masalah sih.  Mengingat kita sebagai blogger atau buzzer juga pandai memilah kata dan memiliki banyak teman sebagai saksi bahwa kata kata yang kita sampaikan bukanlah sesuatu yang hoax. Justru kita sebagai blogger harusnya menjadi garda depan dalam pelurusan berita hoax yang santer beredar terutama di sosial media. Dan malah ternyata,  saya bisa jadi bagian dari penangkal hoax dengan terus membagikan berita baik bagi orang lain. 

Banyak sekali hal mudah yang bisa kita share untuk menangkal hoax, salah satunya dengan membuat tulisan positif baik di sosial media maupun di blog. Bijak bersosial media adalah hal yang utama.  Tau gak,  ternyata ibu rumah tangga lho yang suka share hoax,  biasanya hoax tentang anak.  Makanya itu,  saya suka malas kalo bikin topik soal parenting,  takut jadi hoax.

Bijak Bersosial Media


Ada banyak langkah mudah untuk tahu apakah tulisan tersebut hoax atau bukan.  Yakni dengan mencari tahu sebelum share. Mencari tahu apakah itu fakta atau bukan bisa dari foto atau topik yang sedang diangkat. Googling adalah yang terbaik,  karena biasanya hoax diproduksi dengan murah yakni mengambil foto foto yang berada di google. 

Kedua,  jangan share berita yang menghawatirkan orang banyak.  Kayak isu keamanan,  isu agama dan lainnya.  Hal ini kebanyakan merupakan hoax,  dan kalau belum ada di televisi,  sebaiknya berhenti dulu ikut untuk menyebarkan.  Karena kalo asal sebar, artinya kamu juga ikut menciptakan kecemasan dari hoax. 

Hoax sering mengklaim diri sebagai fakta yang tertunda,  atau fakta yang disembunyikan.  Padahal,  fakta tidak akan di sebar melalui sosial media.  Jika fakta tersembunyi diungkap,  mereka akan menginformasikan nya melalui jejaring informatika resmi seperti televisi atau radio. 

Jangan percaya pada akun akun bodong yang men share informasi hoax.  Biasanya akun palsu dengan nama artis,  akun tak berintensitas atau akun web tidak resmi. 

Sekiranya itu hal mudah yang dapat kita lakukan untuk menjadi pribadi yang lebih cerdas lagi.  Karena hoax bukan saja merugikan targetnya,  tetapi juga merugikan masyarakat banyak.  Karena hoax bisa menimbulkan persepsi baru bagi orang orang yang percaya padanya. 

Yang paling penting,  ada banyak hal yang bisa di share selain hoax.  Ibu ibu terutama,  bisa mulai membagikan resep masakan,  aktifitas menarik yang bisa dijadikan referensi keluarga,  atau tempat tempat liburan yang asik. Atau malah mau menjadikan sosial medianya sebagai tempat jualan?  Bisa banget.  Yang penting gak jualan hoax ya. Hihihi


Yuk kita buktikan bahwa kita ini meski berstatus ibu rumah tangga,  tetapi wawasan kita juga terjaga untuk terus mendukung keselarasan hidup baik didunia nyata maupun di dunia maya.  Kayak kata Uda Wempy Dyocta Koto (@wempydyoctakoto) yang mengajak bijak bersosmed.

Uda Wempy Dyocta Koto adalah seorang investor dan penasihat untuk perusahaan perusahaan besar di Eropa,  Amerika dan Asia Pasifik. Beliau yang juga seorang mentor sangat tertarik untuk mengampanyekan bijak bersosmed karena prihatin dengan kondisi sosial media kita yang tengah panas belakangan ini karena isu isu yang belum tentu benar adanya. 

Sekelas beliau aja mau peduli sama kita,  nah kita jangan kalah dong,  yuk mulai bijak bersosmed bu. 

0 comments:

Posting Komentar

Windah Saputro. Diberdayakan oleh Blogger.