Minggu, 09 Desember 2018

Menyiapkan SDM Berkualitas


Indonesia di susupi pekerja asing? Begitu saja saya bertanya tanya selama ini.  Bagaimana kah kualitas pekerja kita sehingga sulit bersaing di dalam negeri.  Apalagi sekarang justru ruang gerak persaingannya makin luas,  bukan cuma dengan orang Indonesia saja,  tapi pekerja pekerja dari luar berdatangan. Antek asing?  Aduh,  nampaknya saya harus belajar lagi soal perdagangan global. 

Jaman sekolah dulu,  dan mungkin kini sedang di pelajari adik adik SMA bahwa perdagangan global membuka segala pintu pada dunia. Orang bebas masuk dan keluar sesuka hati selama tidak merugikan dan sesuai aturan. Berjualan bukan lagi dengan bertatap muka,  kini bahkan beli baju di Cina bisa sampai dalam dua hari. Kemajuan.  Sebuah kemajuan yang mengerikan.

Pertanyaannya, sudah siap kah kita menghadapinya? 


Siap tidak siap,  semua sudah ada di depan mata.  Yang terpenting adalah bagaimana kita menyiapkan tenaga kerja yang ada di Indonesia untuk siap bersaing. Apa yang di butuhkan?  Inovasi dan skill adalah dua hal yang sedang dikembangkan untuk ditingkatkan supaya kita punya SDM yang berkualitas. 

Menurut Bapak Mohamad Nasir,  Menteri MenRisTek DikTi bahwa jika sebelumnya kegiatan dari Presiden adalah Percepatan pembangunan infrastruktur,  maka pada tahun ini hingga yang akan datang,  percepatan pembangunan SDM lah yang sedang di tingkatkan. Kegiatan ini tidak terlepas dari keinginan dan permintaan pasar.  Setiap tahunnya,  ada 700 ribu tenaga kerja yang dibutuhkan terutama dalam sektor infrastruktur,  sayangnya hanya 6.22% nya saja yang memiliki sertifikat dan hampir separuhnya adalah lulusan SD dan SMP.  Itu artinya,  kita tidak punya tenaga ahli,  padahal kegiatan infrastruktur ini mampu menyerap 994 ribu tenaga kerja dan tenaga kerja yang bisa terserap hanya 506 ribu seperti yang dijelaskan ibu Dewi Chomistriani dari Kementrian PUPR.

Banten maju dengan cepat hingga mencapai angka pertumbuhan ekonomi 5.17% di tahun 2018. Angka ini tentu salah satunya berkat pembangunan infrastruktur.  Namun sayangnya,  infrastruktur yang ada belum menunjang SDM nya yang dibuktikan dengan tinggi nya angka pengangguran. Kemudian apa yang dilakukan pemerintah?  Melalui Gubernur Banten,  Wahidin Halim,  dalam kesempatannya berbicara dalam Forum Merdeka Barat 9 di Pendopo Gubernur ,  beliau menegaskan,  mendukung sepenuhnya apa yang dicanangkan pemerintah.


Kegiatan yang disiapkan pemerintah,  salah satunya adalah memberikan kurikulum yang berbasis kompetensi pada SMK dengan menggandeng perusahaan berskala besar,  agar nantinya lulusan dari SMK bisa langsung di tampung di perusahaan tersebut. Pemberian sertifikasi juga diharapkan bisa di lakukan sejak bangku SMK,  jadi untuk anak anak kejuruan sudah langsung tersertifikasi tanpa perlu mengambil sekolah tambahan apabila membutuhkan pekerjaan yang diharuskan bersertifikat khusus.

Selain sertifikasi pada murid,  guru juga akan di sortir. Guru guru yang berinovasi dan berusaha untuk maju akan difasilitasi,  sementara guru yang konservatif kemungkinan akan di pangkas. Sehingga ada persaingan antar guru untuk mencerdaskan anak anak dengan cara yang beda. Ada yang menyedihkan dari dunia pendidikan kita yakni faktanya kita ada di posisi 62 dari 70 negara dalam hal  kompetensi dan kompetisi. 

Minat baca yang kurang juga membuat kita kalah dari negara negara tetangga seperti Malaysia dan Vietnam. Banyak sekali hal yang perlu dibenahi di dunia pendidikan kita khususnya,  untuk mencapai SDM yang berkualitas sebagai tenaga kerja yang layak. Ini menjadi catatan buat saya,  kamu,  kita semua. Berani kah kita melaju dalam perubahan ini? 

0 comments:

Posting Komentar

Windah Saputro. Diberdayakan oleh Blogger.