Alhamdulillah kemarin cisoka hujan, lumayan deras sehingga bisa membuat dingin kepala. Sudah lama sekali hujan tidak mengguyur kota ini. Rasanya kekeringan yang dari kemarin melanda di wilayah perumahan saya sudah bikin ngelus dada.
Menurut BMKG, perkembangan musim kemarau dan hujan di tahun ini lebih ekstrim ketimbang tahun tahun sebelumnya. Musim ini juga berpengaruh sama bencana yang melanda Negeri kita. Menurut prediksi selama 2019 ini lebih dari 2.500 kejadian bencana di seluruh wilayah.
Meski BMKG memiliki banyak perkiraan dan indikator bencana untuk mencegah terjadinya bencana, namun bukan berarti kita tidak boleh waspada. Seperti yang kita tahu juga kan, bencana di Indonesia sudah mulai banyak kejadiannya. Kepikiran juga dong gimana nasib para korban bencana.
Ini juga yang dipikirkan Rumah Zakat, yang kemudian mencetuskan Desa Tangguh Bencana yang kini sudah berjumlah 28 Desa di 22 kota di Indonesia. Desa tangguh bencana yang dimaksudkan adalah desa yang memiliki kemampuan mandiri untuk beradaptasi dan menghadapi ancaman bencana serta memulihkan diri segera dari dampak bencana yang merugikan.
Dengan bantuan data dari BMKG, Rumah Zakat melakukan pemetaan terhadap desa desa yang rentan bencana. Bencana nya bisa apa saja, seperti longsor, gempa, tsunami, dan bencana lainnya. Rumah Zakat melakukan kolaborasi dengan banyak pihak mengadakan edukasi dan penyuluhan tentang bencana yang mungkin terjadi dan bagaimana cara mengatasinya. Selain itu stimulasi dan pembuatan jalur evakuasi dilakukan di desa bencana juga membangun pemuda tangguh sebagai penggerak dari desa bencana ini. Pada saat terjadi bencana, Rumah Zakat juga menyediakan Superqurban sebagai makanan yang mudah disalurkan saat bencana.
Tanggap Bencana Kekeringan
Seperti yang kita tahu, kekeringan melanda Indonesia, bahkan saya sendiri pun merasakan dampak dari kemarau panjang ini. Saya harus ganti pompa dan menggali sumur lebih dalam agar dapat menikmati air tanah yang kian menipis. Di wilayah Indonesia lainnya pun hal ini terjadi juga. Beberapa wilayah bahkan harus menelan pil pahit karena kekeringan sudah menimbulkan banyak masalah kesehatan.
Rumah Zakat kemudian bergerak untuk melakukan aksi menanggulangi kekeringan dengan beberapa cara diantaranya
- Pipanisasi
Penyaluran dan pembuatan serta perbaikan pipa air yang rusak akibat kemarau dilakukan guna menjangkau air bersih bagi warga desa. Tahun ini pipanisasi dilakukan di cisolok dan tasikmalaya
- Pembuatan sumur bor
Berhubung tidak ada nya air bersih, rumah zakat dengan bantuan warga sekitar membuat sumur bor. Bahkan di desa angsana pandeglang, sumur bor yang dibuat mampu mengairi sawah serta menjadi sumber air bersih di satu desa.
- Penampungan air hujan.
Meski belum masuk musim penghujan, penampungan air hujan disiapkan di wilayah yang kekeringan, guna mencegah hal serupa terulang kembali.
Kegiatan penanggulangan bencana kekeringan ini sudah dilakukan di 30 titik di Indonesia. Dan akan terus bertambah. Baik desa tangguh bencana, maupun gerakan aksi kekeringan ini merupakan support bagi masyarakat dengan dukungan dari donatur rumah zakat.
0 comments:
Posting Komentar