Sabtu, 19 Mei 2018

Milna Natural Delight Sebagai Solusi Pengenalan Buah Pada Masa MPASI


Tanggal 15 Mei kemarin Ranendra tepat berusia 3 bulan. Perkembangan bayi prematur ini banyak sekali dan saya dibuat takjub sama segala kebaikan Tuhan yang ada padanya. Alhamdulillah, bayi yang 9 hari berjuang di inkubator tersebut telah tumbuh menjadi bayi yang ceria dan aktif *meski sering dibawa keluyuran sama emaknya*. Eh.

Yang paling saya tunggu dalam perkembangannya ini adalah masa MPASI yang tinggal 3 bulan lagi. Saya berharap sih, bisa bikin dia doyan makan dan gak mengulang kesalahan yang sama yang saya lakukan pada kakaknya dulu. Ada baiknya kesalahan itu saya share disini ya, supaya gak ada yang mengalami hal yang sama kayak Saya. Apa aja kesalahannya?

1. Jadwal MPASI yang berantakan


Dulu, saya masih mengalami masa transisi dari seorang wanita biasa menjadi ibu dengan anak satu. Hobi begadang saya kadang membuat saya bangun sesuka hati. Pas punya Abhirama, saya masih tetap sering bangun siang karena dirumah di temani mama. Jadi kalau anak sudah bangun, mama yang akan menjemur, memandikan dan ngajak main. Kalo saya udah bangun, baru deh saya susuin dan kasih makan. Nah masalahnya, kalo saya bangun jam 7, saya baru bisa kasih sarapan jam 8 dan kalau saya bangun jam 8, saya baru bisa kasih sarapan jam 9. Begitu juga akhirnya jam makan siangnya jadi sesuka saya. Kadang siang udah disuapin. Kadang nunggu malam baru disuapin. Anak nya juga gak rewel minta makan sih, karena saya juga belum tau dia lapar minta makan atau minta asi.

Karena jadwal makannya yang gak beraturan tersebut, kayaknya dia jadi bingung mengetahui kapan dia bisa minta makan. Sampai sudah gede kayak sekarang, jam makan abhi tetep kacau karena dia cuma mau makan kalau sudah lapar. Masalahnya kadang seharian dia gak merasa lapar. Huhuhu.

2. Makan dengan Sogokan atau Hukuman


Awal awal MPASI, saya sering banget dibuat frustrasi sama kegiatan makan ini. Kalau gak di lepeh, pasti disembur. Pun kalau mau makan, waktunya tuh lamaaaa banget. Sampe saya kesel sendiri dan menyudahi meski belum habis. Menurut Dr. dr. Conny Tanjung, Sp.A(K) memang ada anak anak yang makan lambat, tapi seharusnya, durasi makan anak dibatasi hanya paling lama setengah jam saja. Lebih dari itu jangan.

Nah, kalo gitu bener dong ya yang saya lakukan ini. Sayangnya kadang biar cepet abis, saya suka kasih dia iming iming. "makan yuk mas, nanti bunda kasih biskuit deh" kalo udah gini dia baru mau makan. Tapi kadang kalo saya kesel, saya gak jarang juga jejelin aja makanan nya, atau malah saya hukum dengan gak ngasih cemilan atau parahnya saya cubit. Duh, jangan di tiru ya buibu. Emang ini tindakan yang gak bener banget.

3. Gak memperkenalkan sayur dan buah


Menurut riset, masyarakat Indonesia tergolong kurang makan buah dan sayur. Dari data Riskesdas tahun 2013 bahwa 93,5% penduduk berusia dibawah 10 tahun tidak mengkonsumsi buah dan sayur sesuai dengan anjuran. Wah wah, didalam persentase tersebut jelas ada anak saya tuh didalam nya.

Kembali lagi saya harus menyalahkan diri sendiri. Ini adalah salah saya yang gagal memberikan MPASI pada Abhirama dulu. Saat itu, saya 'kemakan' sama ujaran para ibu ibu muda yang bilang, jangan kasih anak makan bubur yang instan dong, gak bagus buat mereka. Alhasil saya bikin sendiri dong bubur nya, tapi seiring waktu berjalan saya nemu tukang bubur yang jualan bubur bayi. Katanya sih isinya nasi dan sayur, tapi sayangnya persentase sayur dan nasinya sekian persen lebih buanyak nasi. Hihihi. Dulu sih bodo amat deh, mau makan aja syukur. Gak mikirin itu isinya sayurnya seberapa banyak.

Menurut Dr. dr. Conny Tanjung, Sp. A(K) sebetulnya serat itu gak dibutuhkan banget sama bayi dibawah 2 tahun. Tapi, 2 tahun pertama bayi inilah yang menentukan apakah nantinya anak akan suka sayur dan buah atau enggak. Jadi kalau dari kecil gak dikenalkan sama sayur dan buah, jangan harap pas udah mulai terbiasa makan dia akan doyan sayur dan buah.

Cocok lah, Abhirama banget tuh. Karena saya gak kenalkan sayur dan buah dengan baik jadinya dia sampe detik ini kayak musuhan banget sama sayur dan buah. Lihat yang ijo di piring pasti disingkirin. Huhuhu

Mengingat kebutuhan sayur dan buah untuk balita dan anak usia sekolah mencapai 300-400gr per orang per hari menurut WHO. Saya gak berani melakukan kesalahan yang sama pada Ranendra. Makanya sejak saat ini saya memutuskan untuk mempersiapkan MPASI nya dengan baik, termasuk mencari produk yang kemungkinan bisa memenuhi gizi Ranendra nantinya.

Dalam masa pencarian tersebut saya bertemu dengan Milna, salah satu produk unggulan dari Kalbe Nutritionals yang tahun ini meluncurkan Milna Nature Delight. Kenalan yuk sama produk ini

Milna Natural Delight, Solusi Makan Buah Si Kecil



Makan buah bisa juga asik dengan Milna Natural Delight karena dibuat dari bahan alami dalam bentuk pouch. Banyak sekali keunggulan Milna Natural Delight yang saya ketahui melalui Brand Manager Milna yakni Christofer Samuel Lesmana.

Apa sih keunggulan Milna Natural Delight ini?


  • Tidak mengandung pengawet. Milna Natural Delight dibuat dengan proses teknologi tinggi yang membuat produk ini tidak memerlukan pengawet namun tetap bisa dikonsumsi dalam jangka waktu yang panjang. Jadi, buibu gak perlu khawatir kasih buah dalam bentuk puree yang ada di Milna Natural Delight ini yaa.

  • Tidak diberi gula tambahan. Yang paling worry saat memberi makanan anak adalah takut ada zat kimia tambahan seperti pengawet, pemanis buatan dan yang lainnya. Apalagi yang namanya pemanis atau gula, duh paling khawatir deh ya. Soalnya kan banyak kasus obesitas karena pemberian gula yang berlebihan. Tapi tenang, Milna juga gak pake gula tambahan lho. Rasa manis yang ada adalah murni rasa manis dari buah yang ada dalam komposisinya.

  • 100% buah asli. Buah buah dengan kualitas yang baik adalah bahan yang digunakan dalam pembuatan Milna Natural Delight. Dikemas dengan wadah yang praktis dan mudah digenggam oleh si kecil. Untuk varian rasa, Milna Natural Delight menawarkan 3 varian yakni Carrot Apple Pumpkin, Banana Strawberry Apple, dan Apple Peach. Ketiga nya ini bisa dibeli di minimarket dan supermarket terdekat.


1 komentar:

  1. Hahah, makan dengan sogokan, itu dulu aku lakuin ke anak2 cowok, dan hasilnya.... Gagal total! Untung skrg Karla mah doyanan makan apa aja, termasuk buah.

    BalasHapus

Windah Saputro. Diberdayakan oleh Blogger.