Drama punya tiga anak di usia pernikahan yang baru 7 tahun ini rasanya nano nano sekali. Terlebih, kalau ternyata dua anak usia nya berdekatan. Emang sih, cita cita saya punya 3 anak sebelum 30 tahun. Tapi gak kepikiran dikasih secepat ini. Deuh kok jadi curcol, alhamdulillah aja dulu ya sist.
Emang sebenernya pengen curhat perasaan ku setelah punya 3 anak ini sih. Yang orang lain liat kadang seru, menyenangkan atau apalah, padahal dibalik heboh dan rempong nya punya banyak anak, terselip kegelisahan tentang rumah tangga kami yang semakin hari semakin kabur visi dan misinya. Hahaha. Saya dan suami jadi fokus membesarkan anak anak tanpa ada lagi cinta cinta-an yang menggetarkan seperti awal awal menikah. Kami jarang punya waktu berdua, lebih banyak berlima dan rempong duluan sama anak anak sebelum sempat berkata kata. Jangan kan berkata, bertatap muka saja udah susah. Kalo ngomong, muka fokus ke anak, tangan mengisyaratkan kata. Heuheu.
Gara gara hal itu jadi mereview lagi perjalanan cinta kami hingga sudah 7 tahun berumah tangga ini. Apa yang kurang dari saya sebagai istri, dan apa yang lebih dari dia sebagai suami. Kenapa yang dicari lebihnya? Karena kalo nyari kurangnya, kita akan sibuk menyalahkan, bukan membetulkan diri. Akhirnya lama termenung, berkaca dan menyadari banyak hal akhirnya saya tersadar kembali bahwa 7 tahun ini baru awal sebuah kehidupan, kedepannya pasti lebih banyak lagi tantangannya. Dan gara gara setangkai mawar yang ia bawa pulang ke rumah beserta pot pot nya, saya jadi kembali menguatkan rasa cinta pada dia. Hahaha
Berdamai dengan drama rumahtangga
Namanya berkeluarga, drama itu pasti ada. Mau yang baru nikah 1 hari, sampai nikah puluhan tahun, drama sudah pasti menghinggapi. Tetapi, bukan berarti menjadi alasan untuk kita menjadi lemah dan mengubur rasa cinta yang pernah ada lho ya. Masalah itu ibarat bumbu rumah tangga, bikin sedep, tapi gak jarang juga bikin khawatir.
Tapi tenang, gak semua hal perlu dikhawatirkan secara berlebihan. Pernikahan yang sehat akan memberikan kebahagiaan jika ada beberapa unsur diantaranya
- Keterbukaan
- Komitmen
- Penerimaan
- Romantisme
4 unsur ini bisa diciptakan dengan seiring berjalannya waktu. Coba deh yang mulai merasa kurang nyaman dengan pernikahan saat ini, mulai di review kembali. Bertanya pada diri, ada gak sih momen dimana kita menjadi saling tertutup dan menutupi sesuatu. Dia mulai sibuk lalu bersikap gak terbuka, atau malah kita yang begitu. Apakah ketidak terbukaan itu merupakan sesuatu yang harus dilakukan? Apakah ketidak terbukaan itu menjadi batu yang mengganjal? Tanyakan pada diri tentang semua itu. Karena namanya berumah tangga, butuh keterbukaan diantara nya.
Pernikahan adalah sebuah komitmen jangka panjang yang tidak dapat diubah dan akan dijalani hingga maut memisahkan. Pernikahan adalah sebuah komitmen yang akan melahirkan berbagai komitmen baru dalam hidup kita. Sekali kita ambil, hidup kita tidak akan pernah sama lagi. Bisa?
Komitmen ini, akan memakan banyak sekali tenaga dan waktu yang kita punya. Apakah kita rela? Apakah kita sanggup? Sebelum mengambil komitmen ini, maka harus dipikirkan masak masak dan butuh penerimaan didalamnya. Nrimo ketika waktu kita habis untuk merawat anak dan suami, nerimo ketika kita kehilangan kesempatan ngumpul sama teman karena keluarga membutuhkan kita. Dan nrimo yang lainnya. Sekali lagi, bisa?
Yang paling penting, ciptakan romantisme ala kita agar hubungan berjalan lancar. Romantisme bisa dalam bentuk sederhana seperti membangunkan pasangan melalui kecupan hangat lalu menghidangkan teh panas untuknya. Atau membantunya memasak sambil bercanda ria. Ah, drama Korea banget ya ini mah. Atau tanya saja pada pasangan kita. Mau romantisme gaya apa dalam pernikahan ini agar terhindar dari kejenuhan. Yang paling gampang sih, memberikan bunga untuk menunjukkan cinta kita pada pasangan.
Say it with flower
Hal klasik yang paling gampang dilakukan adalah memberi hadiah, bunga, coklat, boneka, etc. Tapi kalo mau bikin doi klepek klepek ya kasih bunga.
Jujur, saya belum pernah mendapatkan bunga dari pria yang saya cintai. Dari jaman cinta monyet, sampe cinta kingkong, saya belom pernah nerima bunga. Kalo suami saya sih, sering saya kodein. Mas beli bunga dong buat akuuuu. Jawabannya pasti menyebalkan "nanti aku belikan bunga melati untuk kamu ngeteh" Kan asyem. Hiks.
Mengutarakan perasaan dengan bunga padahal salah satu cara yang efektif meluluhkan hati wanita. Tapi jangan sembarang bunga. Bukan bunga melati yang kamu petik dari rumah kosong di pinggir jalan. Apalagi bunga sepatu yang tumbuh menjuntai di pinggir selokan. Jangan dong!!! Berilah bunga mawar, yang merah merona seperti pipi gadis yang baru jatuh cinta meskipun cuma setangkai, tapi bisa mengekspresikan cinta mu pada nya secara mendalam.
Bunga mawar memang identik melambangkan cinta, dan saya kasih tau nih buat para cowok. Bunga, meski kesannya cuma segitu doang, bisa memberi impact yang besar dalam hubungan kalian. Apalagi nih, sebentar lagi menjelang Valentine day, gak ada salahnya memberikan bunga pada pasangan atau calon pasangan sebagai bentuk cinta kalian padanya, jangan lupa selipkan kalimat romantis juga. Kalau kalian sayang sama mereka, berikan buket bunga valentine yang manis sambil menggenggam ringan tangannya. Duh, dijamin meleleh deh. Dia akan lupa pada handuk basah yang sering kamu taruh di atas kasur.
Saat ini sudah banyak toko bunga yang menyediakan buket bunga cantik. Bisa dipesan secara offline maupun online. Yang penting, pastikan bunga yang kamu kasih adalah mawar merah ya, karena mawar merah yang merekah itu akan mengisyaratkan jutaan cinta yang ada didalamnya. Kasihnya ke pasangan kamu, jangan ke temen. Kalo ke temen nanti dia ke geeran, padahal cuma friendzone aja. Huhu.
Pepet terus pak suamik mbk, biar disurpraisin bunga dari flower advisor. Semangat yak. Hehe. Bahagia selalu utk mbk wind sekeluarga aamiin
BalasHapus