Jumat, 28 Agustus 2020

Sinar UV-C Aman ? Begini Penjelasan nya...



Sampai hari ini, angka pasien yang positif covid 19 semakin banyak. Ada lonjakan hingga 2.700 angka positif per hari ini. 2rb dalam sehari tentu bukan sesuatu yang bisa diremehkan. Apalagi dengan tinggi nya angka kematian yang bahkan tertinggi di Asia.

Bergidik ngeri mendengar dan melihat bagaimana Covid - 19 menyerang manusia. Belum ada vaksin yang bisa mengatasinya,  meski begitu anjuran untuk menjaga kebersihan dan kesehatan terus di galakkan. Jangan lupa pakai masker, jangan lupa cuci tangan pakai sabun, bahkan saat ini sudah tersedia alat alat pendukung kesehatan keluarga seperti bilik disinfektan, mesin sterilizer, bahkan lampu UV-C yang di klaim dapat membunuh bakteri serta virus.


“Ada empat faktor utama dalam permasalahan kesehatan masyarakat: kapasitas layanan kesehatan, tingkat kesadaran perilaku publik, kebersihan lingkungan, dan permasalahan bawaan atau turunan. Dari keempat faktor ini, lingkungan menyumbang variabel yang cukup besar dalam menentukan  kesehatan seseorang, karena terkait langsung dengan kebersihan lingkungan sekitar dan kesadaran  kita dalam berperilaku hidup sehat,” jelas Dr. Hermawan


Dr. Hermawan Saputra, SKM., MARS., CICS., Pengurus Pusat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) menjelaskan bahwa, kasus terkonfirmasi COVID-19 saat ini hanya  merupakan puncak dari gunung es dan hanya mewakili sekitar 66% sampai 73% dari jumlah kasus sesungguhnya. Meski saat ini COVID-19 menjadi fokus utama penanganan penyakit infeksi yang sedang berkembang (Emerging Infectious Diseases/EID) sesungguhnya masih banyak penyakit menular lainnya yang disebabkan oleh mikroorganisme.

Sinar UV-C




Beberapa waktu yang lalu, saya membaca soal berita lampu sinar UV-C yang membuat alergi si pemakai nya, sampai luka parah. Lalu ikut sebel sama yang bikin sinar sinar UV itu. Kok bisaa bikin lampu yang membahayakan nyawa.
Eh tapi nanti dulu, saya tuh beneran sebel karena kebawa cerita mereka lho. Rasanya kesel aja gitu. Padahal saya gak tau apa itu sinar UV, gak mau nyari tau juga. Hehehe. Tapi kemudian saya ikutan conference Zoom yang berjudul "Sinar UV-C, Kawan atau Lawan" yang di prakarsai oleh Signify Indonesia.


Terdapat beberapa pembicara kompeten seperti Dr. Hermawan Saputra, SKM., MARS., CICS., Pengurus Pusat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Dr. rer. nat. Ir. Aulia Nasution, M.Sc., Kepala Laboratorium Rekayasa Fotonika, Departemen Teknik Fisika, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) , Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi. Dan setelah mendengar pemaparan mereka, saya jadi tahu bahwa sebetulnya ya bukan hanya salah dari korban UV-C nya, tapi salah pemahaman tentang UV-C ini.

Apa sih Sinar UV-C?



Menurut yang saya dengar dari Dr. rer. nat. Ir. Aulia Nasution, M.Sc. bahwa sinar UV-C, yang berada dalam spektrum cahaya tak kasat mata, yang dapat menghentikan proses reproduksi dari bakteri dan virus sehingga tidak akan lingkungan yang tersinari menjadi steril. Namun, ia juga memperingatkan bahayanya apabila sinar UV-C mengenai tubuh manusia secara langsung. Nah poinnya adalah SINAR UV-C TIDAK BOLEH MENGENAI TUBUH SECARA LANGSUNG.


Salah kaprah nya masyarakat kita adalah mengambil mentah mentah apa yang ada di masyarakat, lalu mengaplikasikan nya ke kehidupan sehari hari tanpa mau mencari tahu terlebih dahulu. Bapak Tulus Abadi juga mengatakan bahwa Produsen seharusnya memberikan edukasi pada masyarakat sebelum melepas barangnya dan bahkan saat melepas barangnya ke pasaran, edukasi juga dilakukan. Konsumen wajib belajar dan mencari tahu fungsi dan resiko serta cara pakai yang tepat.

Penggunaan Sinar UV-C yang direkomendasikan oleh para ahli adalah

  1. Digunakan di ruangan tertutup beberapa jam sebelum di tempati oleh manusia dan hewan peliharaan. Guna nya agar sinar UV - C ini tidak langsung mengenai kulit manusia dan hewan. 
  2. Digunakan di Toko/pabrik/perkantoran/rumah sakit. Namun saat mengaktifkan nya tetap harus saat tidak ada makhluk hidup seperti manusia dan hewan. 
  3. Hindari kontak langsung
  4. Gunakan produk yang sesuai, jika dirumah, gunakan produk yang memang di desain untuk digunakan dirumah seperti Philips UV-C Disinfection Desk Lamp yang memiliki perlindungan keamanan terintegrasi seperti pengatur waktu, alarm suara, sensor gerak dengan radius 3 meter menggunakan teknologi gelombang mikro, dan kabel sepanjang 3 meter yang didesain untuk melindungi pengguna dari bahaya paparan berlebih. Fitur keselamatan lain yang unik pada produk ini adalah panduan suara yang akan aktif sebelum pengguna menyalakan lampu.

Jadi semoga setelah ini gak ada yang salah kaprah lagi tentang penggunaan UV-C ini yaa. Baca dulu sebelum membeli agar tidak salah salam melangkah.

0 comments:

Posting Komentar

Windah Saputro. Diberdayakan oleh Blogger.